Suara.com - Putri penyanyi lawas Nia Daniaty, Olivia Nathania (Oi) buka suara soal dirinya yang menghindari para korban CPNS. Oi mengaku keberatan mantan guru SMA-nya itu memintanya untuk bertemu setiap hari.
"Saya dicari susah karena begini, kalau mbak di posisi saya kalau diminta ketemu setiap hari apakah mbak bisa? Sedangkan ada urusan lain yang saya harus kerjakan," kata Olivia Nathania saat menggelar jumpa pers di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (30/7/2021).
Selain itu, Olivia Nathania juga mengaku kesehatannya menurun sejak berita soal dirinya sebagai penipu ramai dibicarakan di media online.
"Saya bukan menghilang, setelah ada kasus ini saya drop. Saya tidak tahu bakal bisa sejauh ini," ujar Olivia Nathania.
Baca Juga: Dugaan Penipuan CPNS, Korban Sebut Anak Nia Daniaty Ngaku Kerabat Menteri
Setelah dilaporkan, perempuan kelahiran 20 Febuari 1992 itu memilih merenung dan melakukan komunikasi dengan tim kuasa hukumnya.
"Ketika dilaporkan saya diam dulu, saya tidak bisa mikr. Saya ke dokter bolak-balik. Saya intens berkomunikasi (dengan kuasa hukum). Akhirnya butuh waktu dan merenung," tutur Oi.
Kini Olivia Nathania memutus komunikasi dengan Agustin, yang merupakan mantan gurunya itu. Bahkan karena berita sudah banyak di media membuatnya enggan menemui Agustin.
"Saya tidak bisa menjawab soal itu (komunikasi). Karena pemberitaan tersebut menyangkut masa depan saya. Kalian pun kalau dalam posisi saya pastk tertekan," ucap Olivia Nathania.
"Kalau ditanya hubungan pelapor pasti saya berpikir ulang untuk berbicara dengan pelapor lagi, karena pemberitaannya sudah kemana-mana," sambungnya.
Baca Juga: Tipu Korban, Anak Nia Daniaty Ngaku-Ngaku Punya Kerabat Menteri dan Pejabat
Sebelumnya Olivia Nathania bersama suaminya, Rafly N Tilaar dilaporkan atas dugaan penipuan, penggelapan uang dan pemalsuan surat.
Dia memberikan iming-imingan jabatan PNS kepada 225 orang dengan total kerugian para korban mencapai Rp 9,7 miliar.
Selain menarik bayaran Rp25 juta hingga Rp50 juta per kepala untuk CPNS, putri Nia Daniaty itu disebut berani memalsukan dokumen.