Dikarantina Jelang Hadiri Festival Film Busan, Wregas Bhanuteja Tulis Skenario Baru

Yazir Farouk Suara.Com
Kamis, 30 September 2021 | 11:30 WIB
Dikarantina Jelang Hadiri Festival Film Busan, Wregas Bhanuteja Tulis Skenario Baru
Sutradara film Penyalin Cahaya Wregas Bhanuteja saat jalani karantina [Instagram/Wregas_Bhanuteja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jalani karantina di Seoul jelang hadiri perhelatan Busan International Film Festival (BIFF) ke-26, dimanfaatkan sutradara Wregas Bhanuteja untuk menulis skenario film panjang kedua.

Seperti diketahui, film panjang pertamanya, Penyalin Cahaya (Photocopier) masuk ke dalam program kompetisi utama New Currents dan akan melakukan World Premiere di sana.

"Justru karantina ini menjadi saat yang tepat untuk menulis skenario film panjang kedua saya," kata Wregas Bhanuteja dikutip dari Antara, Kamis (30/9/2021).

Suasana di tempat dikarantina dianggap cukup mendukung untuk membangun mood menulis. Ide-idenya keluar mengalir deras untuk kemudian dituangkan dalam tulisan.

Baca Juga: Tiba di Seoul Hadiri Festival Film Busan, Shenina Cinnamon Dikarantina 14 Hari

"Ada meja di pinggir jendela, dan ketika jendela dibuka, angin segar pun masuk. Pemandangan di luar jendela adalah laut dan marina di mana banyak yacht berlabuh. Setiap matahari akan tenggelam, cahayanya bagus sekali. Hal ini sangat menstimulasi ide-ide untuk kemudian menulis skenario film berikutnya," katanya.

Para pemain dan sutradara film Penyalin Cahaya [Instagram/penyalincahaya]
Para pemain dan sutradara film Penyalin Cahaya [Instagram/penyalincahaya]

Wregas Bhanuteja tak sendiri menghadiri Festival Film Busan yang berlangsung pada 6-15 Oktober 2021. Ada juga Shenina Cinnamon, salah satu pemain Penyalin Cahaya.

Keduanya menjalani karantina di hotel Seoul yang ditunjuk pemerintah Korea Selatan. Dari bandara menuju hotel butuh waktu sekitar 30 menit. Setelah mendarat di Incheon pada 20 September lalu, Wregas dan Shenina langsung mengisi dokumen persyaratan karantina, kemudian diantar ke hotel dengan menaiki bus khusus.

Unggahan Shenina Cinnamon [Instagram]
Unggahan Shenina Cinnamon [Instagram]

"Tiba di hotel, kami kembali mengisi dokumen pengecekan kesehatan, dan membayar biaya karantina selama 14 hari," ujarnya.

Kamar Wregas dan Shenina bersebelahan. Hari pertama karantina, mereka dites PCR.

Baca Juga: Hebat! 3 Film Indonesia Berkompetisi di Festival Film Busan 2021

Keduanya juga diwajibkan mengisi aplikasi kesehatan setiap hari untuk memantau apakah muncul gejala Covid-19 atau tidak.

"Suhu tubuh kami juga dicek setiap pukul 3 sore oleh tenaga kesehatan. Dan pada hari terakhir karantina nanti akan ada satu tes PCR lagi sebelum diizinkan keluar," kata Wregas.

Soal makanan, Wregas mengatakan bahwa hotel karantina menyediakan tiga pilihan menu setiap harinya, yakni makanan Korea, Barat atau makanan halal.

Makanan yang mereka pilih ini akan diantar setiap pukul 6 pagi, 12 siang, dan 6 sore.

Shenina menambahkan bahwa mereka tidak dibolehkan memesan makanan dari luar. Jika makanan tiba, akan ada pemberitahuan lewat pengeras suara di kamar.

Baik Wregas dan Shenina berpendapat bahwa protokol kesehatan karantina bagi para pendatang ini penting untuk menjaga kondisi kesehatan masyarakat di Korsel di tengah pandemi Covid-19.

"Penerapan proses karantina ini juga sangat profesional. Kami bisa menjalani karantina dengan nyaman dengan segala fasilitas yang disediakan pemerintah Korsel," ujar Shenina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI