Suara.com - Ucie Sucita menjadi salah satu rekan artis yang sangat terkejut dengan kabar komedian Tukul Arwana dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami pendarahan di otak. Padahal sekitar dua minggu sebelumnya, Ucie sempat syuting bareng dengan Tukul.
Ucie Sucita dan Tukul Arwana memang memiliki program acara bareng. Terakhir bertemu, Ucie tak melihat ada hal yang aneh pada diri Tukul.
"Tanggal 10 September syuting One Man Show di Indosiar. Kelihatannya seger-segar aja karena selama syuting pun nggak pernah kelihatan capek atau gimana-gimana," ujar Ucie Sucita saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Sebelumnya di Instagram, Ucie Sucit meminta doa kepada masyarakat untuk kesembuhan Tukul Arwana. Ucie berharap komedian 57 tahun ini segera diberi kesembuhan dan kembali ke rumah seperti sedia kala.
Baca Juga: Rumah Sakit Tak Boleh Jelaskan Kondisi Terkini Tukul Arwana
"Mohon doanya buat kesembuhan Mas Tukul. Semoga cepat diangkat penyakitnya. Cepat sehat lagi ya mas @tukul.arwanaofficial biar bisa menghibur kita semua," kata Ucie Sucita di Instagram, Kamis (23/9/2021).
Seperti diketahui, Tukul Arwana dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasinal, Cawang, Jakarta Timur karena mengalami pendarahan di otak pada Rabu (22/9/2021) malam. Selang beberapa jam, dokter memutuskan untuk melakukan operasi terhadap mantan presenter Bukan Empat Mata ini.
Operasi yang berjalan sekitar tiga jam berjalan lancar. Menurut keluarga, kondisi Tukul pun kini mulai membaik. Namun sayangnya, baik pihak rumah sakit maupun keluarga enggan memberi tahu penyakit apa yang diderita Tukul.
Sementara itu, Dirut RS PON, Dokter Mursyid Bustami dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/9/2021) membantah kalau Tukul Arwana mengalami pendarahan di otak akibat menerima vaksin Covid-19.
"Berkaitan dengan beberaa berita yang beredar, ada hubungan kah antara stroke pendarahan dengan vaksin? Tidak ada," kata Mursyid.
Baca Juga: Maria Vania Ungkap Kebiasaan Tukul Sebelum Pendarahan Otak, Ternyata Sering...
Mursyid menegaskan apapun jenis vaksin covid-19 yang dipakai di Indonesia tak ada kaitannya dengan risiko terjadinya stroke. Dia berharap klarifikasinya ini bisa membuat persoalan jadi terang benderang.
"Ini perlu kami klarifikasi. Secara ilmiah pun tidak ada hubungannya. Barangkali itu klarifikasi dari kami," ujarnya.