Suara.com - Memulai karier sebagai model, Ajeng Cikita kini semakin nyaman di dunia akting. Salah satu pengalaman membanggakannya adalah membintangi film Perfect Dream bareng Wulan Guritno.
Perfect Dream sendiri dirilis pada 2017. Banyak pengalaman yang dipetik Ajeng Cikita ketika membintangi film garapan Hestu Saputra ini. Apalagi Ajeng mengaku pengagum berat Wulan Guritno.
"Menjadi pengalaman berharga ikut membintangi film Perfect Dream. Selain cerita yang menarik, aku juga nggak nyangka bisa main bareng Wulan Guritno. Aku sudah lama mengagumi beliau," ujar Ajeng Cikita kepada wartawan di Jakarta, baru-baru ini.
Yang lebih membahagiakan lagi, karena selepas film Perfect Dream, perempun 29 tahun ini mengaku menjadi dekat dengan Wulan Guritno.
Baca Juga: 7 Potret Wulan Guritno Pamer Bahu, Makin Bugar di Usia Kepala Empat
"Karena bukan lagi sekadar fans dengan idola. Kini hubungan aku sama mbak Wulan Guritno jadi teman dekat," imbuh Ajeng Cikita, yang juga sempat membintangi film Kepompong.
Menjadi aktor menjadi pencapaian yang spesial buat Ajeng Cikita. Ia memulai karier dari Gadis Sampul di mana ia menjadi finalisnya. Dari situ, janda dua anak ini kemudian ramai tawaran modeling.
Dari model itu, ia kemudian dilirik rumah produksi dan membintangi sejumlah FTV. Beberapa judul FTV yang sudah dibintangi Ajeng Cikita di antaranya: Ketiban Cinta Cowok Higienis, Parkiran Para Jomblo, Cinta Cewek Tajir, dan Cowok Rusun.
Meski terdengar kisah kariernya di dunia entertainment mulus, namun berbeda yang dialami langsung oleh Ajeng Cikita. Ajeng mengaku telah merasakan sejumlah pengalaman tak mengenakkan.
Salah satu pengalaman memalukannya adalah jatuh saat berlenggok di atas catwalk. Namun hal itu tak membuat Ajeng Cikita putus asa. Malah semangatnya yang pantang padam membuatnya bisa meraih pencapaian seperti sekarang ini.
Baca Juga: Baru Cerai, Wulan Guritno Bicara Kemungkinan Nikah Lagi
"Kita harus berani keluar dari comfort zone kehidupan kita. Setelah cukup lama di dunia modeling, saya mencoba menjajal akting. Menarik, karena setiap berakting, kita menjadi orang lain," tutur Ajeng Cikita.