Suara.com - Greysia Polii mengharumkan nama Indonesia setelah meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Bersama pasangan ganda putrinya, Apriyani Rahayu, ia berhasil membawa pulang medali emas ke tanah air.
Saat ngobrol bareng Boy William, Greysia Polii membawa medali emasnya untuk dipamerkan kepada Boy. Perempuan keturunan Minahasa itu mengaku masih tak percaya bisa meraih medali emas.
Ditanya Boy soal kehidupannya, Greysia mengungkapkan bahwa ia tak lahir dari keluarga kaya. Ia bahkan sudah jadi anak yatim sejak berusia 2 tahun.
"Ngomong-ngomong bagaimana kamu dibesarkan? Kamu dari keluarga berada kah atau apa?" tanya Boy William dilansir dari channel YouTube-nya.
Baca Juga: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Jadi Brand Ambassador MS Glow
"Kalau bisa dibilang berada, nggak lah. Karena gue... jadi gini, ayahku itu meninggal pas gue umur dua tahun. Mungkin kalo tadinya ada ayahku, ya medium lah. Maksudnya my brother and my sister itu bisa sekolah yang bagus, kayak sampai ke luar negeri, Australia," jawab Greysia.
Saat sang ayah meninggal, ibunya harus berjuang membesarkan Greysia seorang diri.
"Tapi waktu dia meninggal, jadi langsung tuh nyokap gue tuh sendirian dan untuk ngebesarin gue. Karena gue ama kakak gue tuh beda (usia) 17 sampai 18 tahun. Jadi mereka udah hidup sendiri. Jadi nyokap gue dari nol banget. Jadi kita nggak punya apa-apa," imbuhnya.
Greysia yang sudah tertarik dengan bulutangkis sejak kecil akhirnya merantau ke Jakarta. Ia bahkan meninggalkan daerahnya sejak usia 8 tahun.
"Ke Jakarta juga.. karena gue pengen main bulutangkis ya, nyokap gue juga sangat dukung banget. Jadi 8 tahun udah ke Jakarta untuk bermain bulutangkis juga sekolah," lanjutnya.
Baca Juga: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Dekat Karena Sama-Sama Suka Nonton Drakor
Ingin Greysia bisa sekolah dengan layak, sang ibu pun mulai menerima jasa jahit baju. Bersyukur perjuangan Greysia dan ibunya kini berbuah hasil.
"Ngorbaninnya banyak banget sih. Nyokap gue sampai harus jahit baju buat bayar SPP sekolah," pungkas Greysia.