Suara.com - Tompi baru saja merampungkan film Selesai dan kini tengah tayang di Bioskop Online. Seminggu setelah film itu rilis, tontonan ini justru mendapat kritik pedas dari salah satu warganet.
Pengguna Twitter Runi Arumndari menyoroti naskah dari film Selesai. Menurutnya, perempuan seksi dalam film yang dibintangi Anya Geraldine ini bisa diperlakukan semena-mena.
"Wanita seksi yang jadi bacol sembarangan orang. Paling parah, orang dengan mental illness berakhir 'disalahkan dan dibuang'," tulisnya dikutip Jumat (20/8/2021).
"Dengan baik, ia malah dijadikan bahan plot twist dan seolah menormalisasi tindakan selingkuh si suami," imbuhnya.
Baca Juga: 5 Fakta Film Selesai, Bikin Tompi Banjir Kritikan
Sehingga dalam film ini, Selesai seakan menggambarkan perselingkuhan adalah hal yang wajar dilakukan. Jika, seseorang mengalami masalah dalam dirinya.
"Terkesan ingin bicara banyak isu sensitif kok gini?" jelas Runi Arumdari.
Masih seputar naskah, Runi Arumdari meminta kepada si penulis cerita, Imam Darto agar tak membuat alur yang dianggapnya bodoh.
"Tolong banget, kalau tidak bisa menulis cerita bagus, setidaknya jangan jadi cerita bodoh," kicau Runi.
"Ini rusak banget karena membicarakan wanita, lelaki, bahkan mental illness dengan begitu sembarangannya. Seolah mereka semua lelucon," imbuhnya.
Baca Juga: Tidak Ikut Trending Meski Garap Film Selesai, Imam Darto Merasa Tak Berguna
Tompi, sebenarnya sudah menjawab mengenai riset film tersebut. Sebagai film maker dengan latar belakang dokter, ia memahami karakter seperti apa yang ingin digambarkan dalam karyanya.
"Eksekusi medisnya ada di gue. Lu lupa gue dokter? Semua dokter, waktu masa dokter umum itu melewati fase psikiatri," jelas Tompi dalam forum Spaces di Twitter.
"Kalau lu menerjemahkan itu gila, salah. Itu bukan gila, ini bukan skizofrenia yang mau gue gambarkan. (lagipula) skizofrenia itu punya tiga tipe, dan semuanya nggak ada disitu," imbuhnya.
Tompi, sebenarnya tidak masalah dengan kritik. Asal, apa yang disampaikan sesuai dengan fakta.
"Gue nggak pernah keberatan orang-orang mengkiritisi. Tapi sekali lu kritik, nyolot, terus salah. Istilahnya udah bodoh, sombong, ini yang jadi masalah," tegasnya.