Infografis
Suara.com - Artis Nikita Mirzani merasakan pengalaman kurang mengenakan saat menjalani karantina mandiri usai liburan dari Turki.
Selain mengeluhkan harga dan fasilitas hotel yang dianggap tak sesuai, dia merasa karantina mandiri justru bisa membuat stres.
"Bayangan gue hotel bintang 5 enak dong, ini panas kamarnya, gue panggil engineering datanglah dia, dia bilang 'Ini abis diotak-atik ya,' gue iyain aja, katanya tungguin aja 20-30 menit dingin iya gue tungguin kok nggak dingin-dingin, gue keringetan udah sejam dua jam," ungkap Nikita Mirzani saat ditemui di kawasan Petukangan Utara, Jakarta Selatan, Selasa (27/7/2021).
"Karena gue tahu engineering dibayar berapa sih, kalau gue maki dia gua yang salah. Akhirnya gue nggak bisa tidur kepanasan, dan nggak ada ventilasi yang bisa gue buka kacanya, stres nggak lu," imbuhnya lagi.
![Nikita Mirzani [Suara.com/Ismail]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/15/71878-nikita-mirzani-suaracomismail.jpg)
Ibu tiga anak ini juga mengeluhkan soal makanan yang disajikan. Menurutnya, makana itu tidak enak dan disajikan dalam keadaan dingin.
"Paginya gue kelaperan doang, gue telpon mau pesen makanan, nggak ada katanya makanan baru siap jam 10. Lah gue kan lapernya jam 7 gimana tuh," beber Nikita Mirzani.
"Akhirnya datang makanan setengah 9, mi goreng isinya minyak doang sama garem, lidah gue ampe kebakar nggak enak rasanya, gue pesen soto, dibayangan gue dateng anget-anget, ini dingin loh," lanjutnya.
Nikita Mirzani menyebut aksi protesnya di Instagram dirasanya wajar sebagai masyarakat yang mengeluhkan haknya. Ia pun tak ingin orang lain mengalami pengalaman serupa.
"Ya gue manusia, punya mulut punya jari gue komplain dong maksudnya, supaya apa yang gue rasain nggak menimpa banyak orang yang dikarantina ternyata itu juga terjadi di banyak orang (karantina)," jelasnya.
Baca Juga: Seminggu di Turki, Nikita Mirzani Girang Hirup Udara Tanpa Masker
Nikita Mirzani pun merasa karantina yang dijalaninya memang suatu kewajiban dan ia tak keberatan. Namun, ia merasa kewajiban ini tak diimbangi dengan kelayakan pelayanan.
