Suara.com - Rusnia atau Nia LIDA dikenal dengan suaranya yang merdu dari ajang pencarian bakat Liga Dangdut Indonesia (LIDA). Meski tidak berhasil menjadi pemenang, Nia LIDA kerap tampil di berbagai program di Indosiar. Meski begitu Nia merasa kangen dengan kampung halamannya. Intip potret rumah Nia LIDA di kampung sebelum hijrah ke Jakarta berikut.
Nia LIDA yang bernama lengkap Rusnia kini sudah tinggal di sebuah apartemen di ibukota. Tapi, ia tentu tak bisa melupakan rumah di kampung halaman tempat ia dibesarkan.
Nia LIDA berasal dari Sidrap, Sulawesi Selatan. Rumahnya di kampung halaman masih terlihat sangat sederhana dengan dinding kayu. Seperti apa penampakan rumah Nia LIDA? Yuk intip potret rumah Nia LIDA di kampung halaman berikut ini!
1. Rumah Nia LIDA di Sidrap, Sulawesi Selatan berdinding dan berlantai kayu. Tampak ada beberapa aki yang diletakkan di lantai.
Baca Juga: Sempat Setop karena Covid-19, Liga Dangdut Indonesia 2020 Kembali Digelar
2. Di salah satu sudut rumah, bertumpuk alat mandi, mulai dari baskom bayi, ember besar, dan ember kecil. Sementara itu, bagian atasnya digunakan untuk menjemur beberapa pakaian.
3. Di sudut lainnya, tampak ember besar untuk menampung air, bak cuci piring dan mesin cuci.
4. Meski sudah jadi artis terkenal, Nia LIDA tetap kangen dengan keluarga di rumah di kampung halamannya. Kebahagiaannya membuncah tatkala pulang ke rumah.
5. Atap rumah Nia LIDA masih tampak rusuk kayunya di bawah seng.
6. Dapur Nia LIDA tampak penuh dengan rak gerabah dan kompor gas di sampingnya.
Baca Juga: Rara LIDA Ternyata Punya Pengalaman Buruk Bareng Fans
7. Cahaya matahari menerobos masuk dari dinding kayu rumah Nia LIDA.
8. Inilah ruang TV, ruang berkumpul keluarga Nia LIDA. Terlihat TV yang cukup besar diletakkan di atas rak berwarna hitam.
9. Di ruang keluarga itu, tergelar sebuah karpet yang cukup lebar dan ada juga sebuah rak bufet.
10. Nah, ini dia penampakan rumah Nia LIDA dari depan.
Itulah 10 potret rumah Nia LIDA di kampung yang sederhana dan dibangun dari kayu. Meski sederhana tapi tetap bikin kangen sang biduan.
Kontributor : Chandra Wulan