Suara.com - Zaskia Adya Mecca mengajarkan kelima anaknya berempati kemanusiaan lewat penjajahan yang dilakukan Israel kepada Palestina. Meski masih anak-anak, istri Hanung Bramantyo itu ingin memberi pengetahuan kepada anak-anaknya atas apa yang terjadi saat ini.
"Saya sama mas Hanung sih, kami mau membuka mata anak-anak saya bahwa di belahan dunia lain, ada anak-anak yang hidupnya seperti itu, yang hidupnya tidak selalu nyaman," kata Zaskia Adya Mecca saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/5/2021).
Perempuan 33 tahun ini ingin anak-anaknya tumbuh dengan rasa syukur dan empati yang tinggi. Sebab, banyak anak-anak seusia mereka di Palestina yang hidup di tengah perang dengan nyawa yang bisa melayang kapan saja.
Baca Juga: Driver Ojol di Bandung Galang Dana untuk Rakyat Palestina
"Mereka ada di tengah-tengah perang ini penting diketahui anak-anak saya. Supaya mereka bisa bersyukur ada di tempat seperti ini. Kedua, saya ingin menumbuhkan rasa empati pada anak-anak saya," ujar Zaskia Adya Mecca.
Selain itu, Zaskia Adya Mecca juga mengajak anak-anaknya untuk mendoakan warga Palestina. Bintang sinetron Para Pencari Tuhan ini menyebut anaknya juga punya cara sendiri untuk berempati.
"Saya sebagai orangtua, saya bersuara dan berdoa. Anak-anak juga punya caranya sendiri untuk membantu. Jadi buat saya membuka mata anak-anak saya. Jadi jangan beranggapan anak kecil nggak perlu tahu," tutur Zaskia Adya Mecca.
"Tapi buat saya anak-anak saya harus tahu apa yang sedang terjadi di dunia dan apa yang bisa kita lakukan dengan cara mereka," tutur Zaskia Adya Mecca.
Menurut Zaskia Adya Mecca, seharusnya masyarakat Indonesia mengajarkan empati tersebut pada anak-anaknya juga. Sebab, hal itu dibutuhkan sebagai sesama manusia.
Baca Juga: Pusat Pendidikan Anak Menilai Hukuman Pelajar Hina Palestina Harus Mendidik
"Supaya empati itu tumbuh. Anak-anak Indonesia harus punya empati yang tinggi karena kita berada di negara yang beragam," ujar kakak kandung Haykal Kamil ini.
Hanung Bramantyo menimpali, anak-anak tak perlu didikte secara berat dengan isu agama dan politik. Mereka cukup diberitahu bahwa ada tindak ketidakadilan yang sedang terjadi.
"Setidaknya menyadarkan bahwa kemerdekaan, kebebasan, itu adalah sebuah anugerah, itu saja. Tidak perlu kita harus melakukan provokasi 'oh di sana ada orang kafir', tidak perlu seperti itu, hanya ada manusia saling menyakiti," ucap Hanung Bramantyo.