Interview: Pernyataan Emil dan Pepeng Usai Hengkang dari Naif

Minggu, 09 Mei 2021 | 18:05 WIB
Interview: Pernyataan Emil dan Pepeng Usai Hengkang dari Naif
Band Naif [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar mengejutkan datang dari band legendaris, Naif. Pemilik hits Mobil Balap itu kehilangan dua personelnya, Emil dan Pepeng.

Kepergian mereka rupanya terjadi pada September 2020. Dimulai dari sang basist Emil dan seminggu setelahnya menyusul Franki Indrasmoro Sumbodo alias Pepeng.

Meski terkesan bersamaan, namun dua punggawa Naif ini memiliki alasan berbeda.

"Ya justru karena sudah 25 tahun, bagiku cukup. Akunya juga merasa nggak produktif, Naifnya juga begitu, cuma manggung-manggung. Dateng pandemi terus nggak ada yang dikerjain," kata Emil kepada Suara.com, Jumat (7/5/2021).

Baca Juga: Profil NAIF, Ditinggal Dua Personelnya Usai 26 Tahun Bersama

Band Naif [Instagram]
Band Naif [Instagram]

Sementara Pepeng sang drummer merasa sudah tak lagi satu visi dengan band yang usianya hampir 26 tahun ini.

"Pada saat kami sudah tidak se-visi, tidak sejalan karya dalam seni, ada beban tersendiri di hati. Kalau nggak bisa lagi ditahan buat apa lagi. Tapi bukan konflik," ujar Pepeng.

Lantas dengan move onnya Emil dan Pepeng, seperti apa aktivitas mereka kini? Simak wawancara Suara.com bersama peramu lagu-lagu cadas Naif ini.

Wawancara bersama Emil

Sejak kapan mas Emil keluar dari Naif?

Baca Juga: Hampir 26 Tahun Bersama, Emil dan Pepeng Hengkang dari Naif

11 atau 12 September tahun lalu, pamitnya aku WA ke anak-anak

Alasannya kenapa hengkang hampir 26 tahun?

Ya justru karena udah 25 tahun. Aku sih merasa ada beberapa faktor, cuma yang bisa aku sampaikan karena udah kelamaan. Bagiku sudah cukup, waktunya untuk.. Akunya juga merasa nggak produktif, Naifnya juga begitu, cuma manggung-manggung. Dateng pandemi terus nggak ada yang dikerjain.

Kalau nggak ada yang dikerjain, mau 25 tahun juga, aku kehilangan makna untuk ada di Naif. Jadi mau ngapain lagi? Aku rasa 25 tahun cukup, jadi aku pamit. Di samping juga ada faktor-faktor lain. 

Faktor lainnya seperti apa?

Emil Naif [Instagram/@naifband]
Emil Naif [Instagram/@naifband]

Aku fokus mengembangkan bisnis. Waktu tuh jadi sedikit sekali.

Bisnisnya apa aja?

Aku punya catering wedding, ada bikin kedai burger sama temen aku yang DJ, pabrik kaos kaki. Aku juga lagi seneng-senengnya sama keluarga, punya anak umur 5 tahun, jadi habis deh waktunya.

Tapi di saat band legend lain seperti Dewa yang bertahan walau vakum, apa nggak mau coba begitu?

Aku sih mendingan cabut aja. Misalnya kayak Dewa tinggal Dhani sama Andra. Nggak bisa dibilang ini juga, cuma itu personal aja. Nggak tau kenapa jadi rame banget, aku pun juga kaget. Kalau dari sisi David, orang-orang taunya vakum dan masih berhubungan via zoom. Sebenarnya kami sudah lama banget nggak berhubungan, komunikasi. Setengah tahun mungkin.

Komunikasi sama anak-anak Naif seperti apa?

Nggak terus-terusan intens. Hampir setengah tahun nggak ada teleponan. Kalau aku sama Pepeng sering, intens. Paling nggak seminggu sekali.

Selain mas Emil, diikuti sama mas Pepeng. Ini janjian atau gimana? 

Pepeng punya alasan sendiri, aku pun begitu. Cuma ada beberapa hal yang sama.

Seperti?

Band Naif [Instagram]
Band Naif [Instagram]

Mungkin sudah merasa nggak nyaman. Cuma yang jelas keputusan cabutnya sama. Nggak pake vakum-vakuman lagi. Aku juga nggak kepengenan vakum. Rasanya kalau vakum itu, apa sih vakum itu? Udah gitu, vakum juga.. Ini kami sudah 25 tahun lho. Mau vakum apa? Udah tua juga.

Tapi saat cabut sendiri, ada kontrak nggak sih sama label?

Aku sih cukup by WhatsApp. Tapi niat aku mau cabut, anak-anak (Naif) tau. Setelah cabut juga masih nanya, teleponan.  Aku tuh merasa Naif udah nggak produktif. Kalau manggung-manggung gitu, sifatnya seperti ngumpulin uang aja. Bukan berkarya lagi, itu situasi yang berulang-ulang. Kita membawakan lagu yang sama terus. Semua diurus dari rumah, venue, kru, aku datang ke sana buat senang-senang udah gitu dibayar. Ada satu hal yang aku pikir nggak realistis.

6 bulan meninggalkan Naif, ada rasa kangen nggak?

Kadang-kadang kalau lagi kedenger orang setel lagu Naif.  Baru-baru ini aku nyetel YouTube Ramadhan di negara-negara lain. Melihat makanan dari negara lain, pas lagi sahur aku nonton Ramadhan di Malaysia ada pengamen bawa lagu kita, Benci untuk Mencinta.

Ada nostalgia gitu kah?

Iya, ih lucu nih pada penciptaan lagu ini, belasan tahun lalu. Pepeng bikin lirik, dia kirim SMS ke kita. Aku, David sama Jarwo lagi ada di studio kemudian kita garap nadanya. Terus direkam dan kaget. Lho, lagunya kok slow gini ya?  Padahal niatnya bikin lagu rock. 

Tapi emang niatnya bikin slow?

Nggak, Pepeng bikin lirik, terus aku sarankan bikin kayak Carpenter yang Close to You yuk. Terus digarap deh. Inget cerita lagu begitu, kadang.. ya tapi cuma nginget aja ya. Mengenang aja, nggak ada rasa ingin,. Aku tidak melihat ada aku di depan sama Naif. Cuma mengingat kebahagiaan dulunya aja.

Move on menjadi pebisnis seperti apa rasanya?

Grup band Naif [Suara.com/Ismail]
Grup band Naif [Suara.com/Ismail]

Aku sebenarnya kerjain bisnis sudah lama sejak di Naif. Tapi sebagai investor, kalau sekarang terjun langsung.

Sempet baca ada statement 'keluar satu, Naif bubar'. Itu bener?

Sebenernya kepotong. Waktu 2019an, anak-anak lagi meeting bareng manajemen. Lagi ngobrol, tercetuslah kalimat 'eh kalau misalnya satu orang cabut, sama aja semua keluar'. Itu bukan aku yang ngomong. Cuma menceritakan hal ini, ada yang ngomong begitu. Aku cerita begitu, cuma dipotong. Seolah-olah menjadi pernyataan aku. Padahal bukan. Aku sih, mau Naif lanjut silakan. Vakum pun juga silakan. Karena sudah di luar circle. Meskipun secara band aku dan Pepeng sudah keluar, tapi secara brand, kami ini founder.  Misalnya ada yang mau pakai atribut, logo Naif, juga harus izin kami secara personal.

Fans banyak yang kecewa, tanggapannya gimana?

Wajar, cuma kalau kita, aku dulu yang mengusulkan jangan pakai nama fans. Pepeng yang bilang Naif Fun Club (NFC) jadi tempat senang-senang. Aku bilang, manggilnya kawan. Aku respect sama mereka, ada juga yang Dateng, hangout. Aku ngerti mereka kecewa, bagiku ini juga berat. Tapi aku harap semua mengerti semua ada kelarnya. Toh karyanya akan tetap ada kan?

Terakhir, kalau ada pinangan reuni, membuka kesempatan itu?

Aku sih nggak. Aku bukan orang yang nostalgia gitu. Aku sih ngarepnya bukan reuni, tapi silaturahmi. Kalau reuni sebagai band, aku tidak melihat diri aku di Naif lagi. 

Penonton nggak bisa lagi liat sosok Emil manggung sama Naif?

Sepertinya nggak. Saat ini aku nggak kepikir itu sama sekali. Takut juga, nanti malah seperti ngarep-ngarep gitu.

Pepeng Naif [Instagram/@franki.indrasmoro]
Pepeng Naif [Instagram/@franki.indrasmoro]

Wawancara bersama Pepeng

Kabar soal hengkangnya mas Pepeng apa betul?

Iya, beritanya memang benar, sudah terjadi lama, September 2020. Setelah Emil. Tapi kalau ditanya sebabnya, nggak ada hubungannya juga. Aku punya alasan tersendiri.

Alasannya apa hengkang dari Naif?

Mohon maaf aku belum bisa jawab. Karena aku nggak mau ngeduluin apa ya? Hmm, Naif ini kan masih harus ketemu. Jadi keluar itu bukan begitu saja. Ibarat kata, kalau cerai itu ada gono gininya. Lebih ke, ini masing-masing punya asset. Ada rumah, peralatan musik, ada logo, pemakaian lagu kalau ada yang mau melanjutkan Naif. Jadi aku belum bisa kasih informasi apa dan bagaimananya.

Aktivitas selepas Naif?

Nggak berubah jauh. Aku punya studio komik, aku bisnis IP (intelektual property) ada komik Setan Jalanan, dan lainnya yang aku kembangkan. Sejak 2019 punya punya projek solo. Jadi lebih fokus kesitu.

Pamitnya sendiri, apa janjian atau gimana? 

Dugaan seperti itu pasti ada, karena jaraknya nggak jauh. Itu wajar banget. Makanya di awal aku bilang, alasannya nggak sama dengan Emil. Apakah janjian atau nggak? Nggak. Aku punya alasan tersendiri. Tapi momennya aku anggap masuk akal kali ya dilakukan. Berhubung Naif ada yang belum bisa diselesaikan.

Masalahkah?

Nggak ada, sebetulnya gini. Aku kepikiran keluar Naif sebelum Emil. Tapi lebih ke visi. Pada saat kami sudah tidak sevisi, tidak sejalan karya dalam seni, ada beban tersendiri di hati. Kalau nggak bisa lagi ditahan buat apa lagi. Bukan konflik.

Apakah paceklik karya di Naif menjadi alasan dasarnya?

Enggak, bukan. Itu alasannya Emil dan aku mengerti banget. Aku sendiri bukan seperti itu, hasrat untuk terus berkarya masih ada banget. Itulah kenapa aku bikin projek solo untuk melampiaskan hasrat itu. Aku bikin lagu anak, projek band Raksasa, jadii pas September menyatakan mundur, ada ketenangan hati, fokus. PRnya adalah gimana caranya bikin dapur ngebul. Tapi kan pandemi gini orang seni lagi pada bingung.

Beberapa fans sedih, kecewa atas keputusan ini. Tanggapannya seperti apa?

Ini agak lucu, aku happy lihat respons mereka. Banyak yang kecewa, sayang, tapi overall supportif semua. Good luck untuk projek setelah ini. Cukup bikin senang. Kecewa itu adalah respons spontan. Suatu saat akan move on. Mau Naif akan dilanjutkan dengan siapa, atau mungkin bubar, tapi akan move on.

Bakal bikin reuni nggak untuk mengobati kesedihan dan kerinduan fans nanti?

Itu pertanyaan dini sekali. Aku aja belum bisa jawab alasannya. Sudah ditanya reuni. Tapi intinya Naif harus ketemu. Sampai situasi reda dulu. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI