Suara.com - Atalarik Syach kecewa atas tindakan mantan istrinya, Tsania Marwa yang melakukan eksekusi terhadap dua anak mereka, di rumahnya, 29 April lalu. Atalarik pun membuat surat terbuka atas eksekusi anak tersebut.
"Surat terbuka ini saya sampaikan karena masalah rumah tangga saya sudah menjadi konsumsi publik. Dimulai dari perceraian saya dengan mantan istri saya yang melakukan tindakan Nusyuz hingga saat ini berujung perebutan hak asuh anak," tulis Atalarik Syach di Instagram, Senin (3/5/2021).
"Alhamdulillah, anak-anak dengan kuasa Allah SWT dan atas kemauan mereka sendiri hanya mau tinggal bersama saya, Bapak mereka," ujar Atalarik Syach, sambil mengunggah foto kebersamaannya bersama anak.
Atalarik Syach menjelaskan, ketidakhadirannya saat eksekusi berlangsung dikarenakan ia sedang bekerja. Ia pun mengaku sebetulnya sudah pasrah anak-anaknya akan dibawa Tsania Marwa meski keberatan dengan kata 'eksekusi' yang menurutnya lebih lazim digunakan untuk penjahat.
"Sedih dan miris hati saya membayangkan anak-anak saya akan dieksekusi. Selain istilah yang tak lazim karena lebih tepat diperuntukkan kepada benda daripada manusia, saya juga tidak mau kehadiran saya membingungkan anak-anak untuk mengambil keputusan," tuturnya.
Keramaian yang ditimbulkan saat penjemputan disebut Atalarik Syach juga merendahkan martabatnya di lingkungan rumah. Bintang sinetron Elif Indonesia ini mengibaratkan dirinya sudah seperti tersangka teroris atau narkoba.
"Tindakan tersebut bagai tindakan penggerebekan sarang narkoba atau teroris. Anak-anak saya justru akan dieksekusi dari rumah mereka sendiri," ujarnya.
"Seharusnya dapat dibedakan bukan seperti eksekusi tanah atau barang dengan mengerahkan puluhan polisi dari Polres Cibinong dan Provos adalah tindakan yang berlebihan dan memancing kerusuhan," sambungnya.
Baca Juga: Atalarik Diduga Sindir Tangisan Tsania Marwa, Warganet: Aura Setannya Kuat
Atalarik Syach pun menyebut tindakan tersebut membuat anak-anaknya tegang. Mengingat usia anak-anak yang masih berusia 8 dan 5 tahun, hal itu ditakutkannya akan mengganggu paikologis anak yang menurut Atalarik sudah jelas-jelas menolak kehadiran ibunya.