Suara.com - Suara.com - Profil Maudy Ayunda semakin cemerlang di kancah dunia. Baru-baru ini, Maudy Ayunda dikabarkan masuk deretan Forbes 30 Under 30 Asia.
"Bersyukur banget terpilih masuk Forbes 30 Under 30 Asia tahun ini! Seneng banget perjalanan 15 tahun berkarya diapresiasi seperti ini. Sangat bersyukur," tulis Maudy di unggahan akun Instagram-nya, Selasa (20/4).
Lantas seperti apa profil Maudy Ayunda selengkapnya? Berikut ulasannya.
Profil Maudy Ayunda
Baca Juga: Terus Fokus di UMKM, BRI Masuk Daftar Perusahaan Kelas Dunia
Maudy Ayunda lahir di Jakarta, 19 Desember 1994. Gadis ini memang memukau bukan hanya karena kecantikannya, tetapi lebih karena prestasi yang telah ditorehkannya.
Sebelumnya, perempuan bernama lengkap Ayunda Faza Maudya ini dikenal melalui perannya sebagai Kugy yang nyentrik di film Perahu Kertas, di mana ia beradu akting dengan Adipati Dolken. Tak hanya itu, Maudy juga menyanyikan soundtrack untuk film tersebut.
Perjalanan Karier Maudy Ayunda
Maudy Ayunda mengawali debutnya di dunia entertainment melalui perannya sebagai Rena di film Untuk Rena pada tahun 2006. Karena peran tersebut, ia mendapatkan penghargaan Aktris Utama Terpilih di Festival Film Jakarta 2006. Saat itu usianya baru 11 tahun.
Tahun 2009, Maudy membintangi film sekuel Laskar Pelangi, yaitu Sang Pemimpi. Di sini ia berperan sebagai Zakiah Nurmala, pujaan hati Arai sang tokoh utama. Ia juga mengisi soundtrack film itu dengan lagu berjudul Mengejar Mimpi.
Baca Juga: Isi Koper Maudy Ayunda Jadi Obrolan, Jumlah Botol Sampo Ikut Disorot
Sejak saat itu, karier Maudy Ayunda sebagai aktor film semakin melejit. Ia membintangi sejumlah film layar lebar seperti Rumah Tanpa Jendela, Tendangan dari Langit, Malaikat Tanpa Sayap, Perahu Kertas, The Nekad Traveler, serta Habibie dan Ainun 3 di mana ia dipercaya untuk memerankan sosok Hasri Ainun Besari versi remaja.
Karir Musik Maudy Ayunda
Tak hanya pandai berakting, Maudy juga seorang penyanyi. Tahun 2011, putri dari Didit Jasmedi dan Muren Murdjoko ini merilis album debutnya yang berjudul "Panggil Aku..." Dalam album ini, terdapat pula satu lagu ciptaannya berjudul Tetap Bersama.
Salah satu singel yang kemudian menjadi hits saat itu adalah Tiba-tiba Cinta Datang.
Setelah itu, Maudy Ayunda sering didapuk untuk mengisi soundtrack film yang dibintanginya. Misalnya dalam Perahu Kertas, ia juga menyanyikan lagu berjudul sama yang diciptakan oleh Dewi Lestari.
Lagu tersebut mengantarkannya sebagai pendatang baru di belantika musik Indonesia. Ia dinominasikan dalam Anugerah Musik Indonesia 2013 untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik.
Tahun 2013, kakak dari Amanda Khairunnisa ini menayangkan mini album dengan video musik di kanal Youtube-nya. Album bertajuk My Hidden Collection itu berisi empat lagu ciptaannya sendiri dalam bahasa Inggris.
Maudy juga pernah berduet dengan penyanyi David Choi pada tahun 2014. Lagu itu berjudul By My Side dan masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia 2015 untuk Kolaborasi Pop Terbaik.
Beranjak dewasa, Maudy merilis album dengan nuansa sedih dan reflektif berjudul Moments. Album ini sukses terjual lebih dari 200 ribu kopi dan meraih sertifikasi Multi Platinum.
Moments juga masuk nominasi Album Pop Terbaik dan Album Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2015.
Masih pada tahun 2015, Maudy berpartisipasi dalam film Battle of Surabaya sebagai pengisi suara. Di akhir tahun, ia merilis singel Jakarta Ramai ciptaannya sendiri.
Ia juga meraih penghargaan sebagai Female Single of the Year pada ajang Indonesian Choice Awards.
Tahun berikutnya, sembari menempuh pendidikan di Oxford University, Maudy merilis dua singel yaitu Sekali Lagi dan How Far I'll Go (soundtrack film Disney Moana) versi Indonesia.
Tahun 2017, Maudy menyanyikan lagu berjudul Satu Bintang di Langit Kelam yang pernah dipopulerkan oleh trio Rida Sita Dewi pada tahun 1995. Ia juga merilis singel Kejar Mimpi dan Kutunggu Kabarmu di tahun yang sama.
Tahun 2018, mantan kekasih Arsyad Rasyid ini merilis album ketiganya yang berjudul Oxygen. Album tersebut masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia 2018 sebagai Album Pop Terbaik. Ia juga mendapat nominasi unttuk Artis Solo Wanita Pop Terbaik untuk singel Aku Sedang Mencintaimu dan Karya Produksi Kolaborasi Terbaik untuk singel We Don't (Still Water) bersama Teddy Adhitya.
Selain itu, ia juga terlibat sebagai penyanyi lagu resmi Pesta Olahraga Difabel Asia 2018. Lagu berjudul Song of Victory itu dinyanyikan bersama sederet musisi ternama tanah air, di antaranya Once Mekel, Vidi Aldiano, dan Lesty Andryani.
Tahun 2019, Maudy mengisi soundtrack Habibie & Ainun 3 dengan menyanyikan lagu Kamu dan Kenangan ciptaan Melly Goeslaw. Ia juga merilis singel Goodbye yang merupakan lagu 'pamitan' sebelum ia berangkat ke Amerika Serikat melanjutkan pendidikan di Stanford University.
Maudy Ayunda hobi membaca sejak usia 3 tahun. Ia bersekolah di Mentari Intercultural School dan aktif berorganisasi. Maudy bahkan pernah menjabat sebagai Ketua OSIS di sekolahnya.
Setelah lulus SMA, Maudy diterima di Oxford University jurusan Politics, Philosophy, and Economics (PPE). Tiga tahun setelah lulus, ia diterima di Harvard University dan Stanford University. Ia pun memutuskan untuk kuliah di Stanford an mengambil double degree untuk jurusan bisnis dan pendidikan.
Keputusan itu sejalan dengan impiannya yang ingin terus memajukan pendidikan di Indonesia. Ia juga aktif dalam kampanye melawan perbudakan modern yang meliputi kerja paksa, pernikahan, dan pekerjaan berbahaya.
Maret 2017, ia ditunjuk sebagai juru bicara melawan perbudakan modern di Istana Wakil Presiden. Melalui karyanya, Maudy memperkenalkan bentuk perbudakan modern dan mengoptimalkan media sosial untuk menyebarkan pesan tersebut.
Pada tahun sebelumnya, ia terpilih sebagai Wanita Inspiratif Indonesia, Influencer Digital Terbaik, dan Milenial Paling Berpengaruh.
Terakhir, sebelum tahun ini terpilih dalam Forbes 30 Under 30 Asia, Maudy juga terpilih dalam Forbes 30 Under 30 Indonesia pada tahun 2020 dalam kategori Art, Style, and Entertainment.
Itulah profil Maudy Ayunda yang baru saja membawa harum nama Indonesia karena masuk dalam Forbes 20 Under 30 Asia.
Kontributor : Chandra Wulan