Suara.com - Presenter Deddy Corbuzier mengundang Grandmaster Catur Indonesia, Irene Kharisma Sukandar ke podcastnya di YouTube. Hal itu diungkap Irene Kharisma Sukandar di Twitter.
"Surat terbuka saya sudah direspon oleh pihak Deddy Corbuzier dan Rabu ini saya diundang ke podcast beliau guna membahas surat tersebut," katanya pada Senin (15/3/2021).
Selanjutnya, dia pun berterima kasih atas semua dukungan yang diberikan dari semua pihak.
Baca Juga: Sambil Menangis, Lucinta Luna Buka-bukaan Soal Pengkhianatan Teman
"Terima kasih atas dukungan teman-teman semua," tutur Irene Kharisma Sukandar.
Tak menunggu lama, unggahan itu pun menuai beragam respons dari para netizen.
"Dek, mending kau tanding terbuka aja disiarin live. Kalah atau menang si Dewa Kipas, setidaknya menjadi promosi olahraga catur gratis ke publik. Repot kali cara kau dek," ujar @dabukke7.
"Kalau menurutku ya bikin ginian tuh basa-basi banget asli, mending ajak tanding aja offline kelar aslinya jago nggak darinpada klarifikasi Mulu anjir kayak YouTuber aja," timpal @Eric_Bam.
"Buktikan dulu kecurangan jangan hanya opini, intinya seperti ''sepandai-pandai tupa melompat pernah jatuh juga kan' , walaupun anda master belum tentu anda menang melawan pecatur yang tidak profesional karena orang biasanya kalah bukan karena tidak pandai tapi karena angkuh," tambah @JendelaHati13.
Baca Juga: Dewa Kipas Diributkan, GothamChess: Drama Selesai, Kebenaran Terungkap
Seperti diketahui, Deddy Corbuzier mendapat surat terbuka dari Grandmaster Catur, Irene Kharisma Sukandar. Hal itu terjadi setelah sang mantan mentalis mengundang pemain catur Dewa Kipas ke kanal YouTubenya.
Kehadiran Dewa Kipas guna menjawab tudingan curang karena mengalahkan GothamChess, International Master, Levy Rozman di laman website Chess.com.
Namun berdasarkan pernyataan Dewa Kipas alias Dadang Subur, ia tak tahu bagian mana yang disebut sebagai kecurangan.
Kini, video di kanal YouTube Deddy Corbuzier dan Dewa Kipas pun jadi sorotan Irene Kharisma Sukandar. Pasalnya dia menyebut bahwa aksi Dewa Kipas itu merugikan para pecatur Indonesia.
Surat terbuka itu juga ditembuskan kepada Kemenpora dan sejumlah komite olahraga Indonesia seperti KONI, KOI dan PERCASI.