Suara.com - Musisi Pradikta Wicaksono alias Dika turut menanggapi surat terbuka musisi untuk Presiden Joko Widodo. Dikta mengakui, isi surat tersebut merupakan uneg-uneg para musisi yang tak bisa manggung selama pandemi.
"Ya itu sebenarnya suara kami sebagai seniman ya, terutama musisi. Karena kan pekerjaan kami itu berhubungan sama orang banyak, jadi menurut saya itu kaya unek-unek aja, biar didengar sama Pak Presiden," kata Dikta saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (4/3/2021).
"Karena lahan kerjaan kami memang di situ. Jadi uneg-uneg gimana caranya supaya kami tetap kerja, tapi jaga protokol, bisa tetep jaga kesehatan juga," katan Dikta.
Vokalis dan gitaris grup Dikta Project serta vokalis Yovie & Nuno itu mengaku mendukung surat tersebut. Dikta sendiri menilai isi surat tersebut positif.
Baca Juga: Dibuat Sequel, Film Dealova 2 Gaet Dikta Jadi Pemeran Utama
"Gini, itu surat isinya positif ya menurut saya, itu kan keluh kesah kami sebagai musisi. Memang keluh kesah 'pak (Jokowi) saya mau kerja lagi', mau menghibur lagi. Kan kalau kami main musik yang terhibur bukan cuma yang nonton, kami yang main terhibur juga," imbuh lelaki 35 tahun ini.
Oleh karena itu, surat tersebut lebih kepada curhatan untuk Presiden. Berharap ada solusi untuk mereka kembali bernyanyi dan bermain musik.
"Jadi itu kayak, 'gimana dong pak kerjaan kita di situ'. Jadi berharap solusi atau apa," katanya menambahkan.
Dikta sendiri mengaku tak ada pekerjaan manggung selama pandemi. Beberapa virtual pun kini sudah tak ada lagi.
Baca Juga: Video Prilly Latuconsina dan Dikta Tayang di YouTube, Warganet Menjodohkan
"Kebetulan nggak (ada job panggung) kalau banyak pasti tidak akan ada surat itu dari musisi-musisi. Bukan nggak terlalu banyak memang nggak ada. Paling beberapa virtual, tapi makin ke sini orang juga bosen virtual ya. Kita kan main musik itu butuh energi dari yang nonton, penonton juga gitu, lama-lama orang pasti kan 'haaah'," tutur Dikta.
Seperti diketahui, para musisi, seniman, dan pelaku industri kreatif kompak mengunggah surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo pada hari Rabu, 3 Februari 2021. Mereka antara lain co-founder M Bloc Wendi Putranto, Stevi (Deadsquad), Coki (Netral), Giox (Superglad), True Megabenz alias Eben (Burgerkill), sampai akun promotor musik Rajawali Indonesia.
Terdapat 14 asosiasi yang turut serta dalam kampanye ini. Mereka adalah APMI (Asosiasi Promotor Musik Indonesia), AVJI, IMARINDO, ASPERAPI IECA, Forum Jazz Indonesia, IVENDO, Forum Backstagers Indonesia, PECAHIN, FESMI, STAMINA, PKPE, IPAMI, SPMI, dan Jogja Festivals.
Surat terbuka ini juga diserahkan kepada sejumlah pihak pemangku kepentingan. Di antaranya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan Ketua Satgas Covid-19 Nasional Doni Monardo.
Berikut isi lengkap surat terbuka dari perwakilan industri kreatif Indonesia untuk Presiden Jokowi:
Yang mulia Bapak Presiden yang kami hormati,
Bulan ini, setahun lalu, Bapak Presiden Jokowi mengumumkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia. Sejak itu, kehidupan kita tak pernah lagi sama. Kita terpaksa beradaptasi dengan mode pasif: bertahan dari virus dan kematian, dari keputusasaan dan pesimisme, hingga kekecewaan dan hasrat saling menyalahkan.
Setelah setahun berlalu, ternyata banyak yang mampu bertahan. Kita semua, yang berhasil bertahan sejauh ini, bisa menyaksikan dimulainya vaksinasi; dan dari sanalah kita bisa melihat terang. Penting untuk merespons momentum itu dengan langkah terukur. Caranya dengan menggerakkan sektornya sebagai bagian penyelesaian pandemi dan dampak-dampaknya.
Sejak Maret tahun lalu, hingga kini, kami menghentikan keramaian demi melindungi kesehatan masyarakat. Kini tibalah saatnya kami terlibat lebih aktif menyelesaikan pandemi lewat pengalaman, kapasitas dan jejaring yang kami miliki.
Ya, kami ingin memulai lagi, tapi kami sangat ingin memulainya dengan hati-hati. Tergesa-gesa akan membuat terang yang mulai tampak bisa padam kembali karena kecerobohan. Pengalaman melewati pahitnya bulan-bulan paling kritis pandemi menjadi bekal untuk menyikapi momentum dengan kepala dingin.
Hiburan memang penting, tapi kami sadar tak ada yang lebih penting selain keselamatan. Kami memang ingin sektor kami bisa berjalan kembali, namun kami tahu bahwa kami tidak boleh egois sehingga wajib mengintegrasikan kerja-kerja kami dengan agenda penyelesaian pandemi.
Kami memiliki jejaring persona yang punya kapasitas mempengaruhi pengikutnya untuk menyukseskan kampanye vaksinasi nasional. Reputasi dan pengalaman kami di bidang event (baik corporate, private hingga social event) dapat dimanfaatkan untuk merancang dan mengelola aktivasi kampanye vaksinasi. Seiring makin berlimpahnya pasokan vaksin, padu-padan antara event kecil, sedang dan besar dengan agenda vaksinasi masyarakat menjadi mungkin direalisasikan bersama.
Beri kami kepercayaan memutar lagi roda industri kreatif secara bertahap. Kami siap menjalankan CHSE, penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) yang telah disiapkan Kemenparekraf -- dan kami bersedia diaudit setiap saat.
Kami memiliki jejaring persona yang punya kapasitas mempengaruhi pengikutnya untuk menyukseskan kampanye vaksinasi nasional. Reputasi dan pengalaman kami di bidang event (baik corporate, private hingga social event) dapat dimanfaatkan untuk merancang dan mengelola aktivasi kampanye vaksinasi. Seiring makin berlimpahnya pasokan vaksin, padu-padan antara event kecil, sedang dan besar dengan agenda vaksinasi masyarakat menjadi mungkin direalisasikan bersama.
Beri kami kepercayaan memutar lagi roda industri kreatif secara bertahap. Kami siap menjalankan CHSE, penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) yang telah disiapkan Kemenparekraf -- dan kami bersedia diaudit setiap saat.
Reputasi kami selama ini salah satunya terbentuk oleh kenyamanan dan keselamatan penonton (publik) saat menikmati apa pun bentuk dan skala kegiatan kami. Dengan rendah hati kami menawarkan diri memanfaatkan pengalaman tersebut untuk mendukung agenda pemerintah menuntaskan pandemi dan dampak-dampaknya, baik dampak pada kesehatan masyarakat hingga pada seni dan budaya.