Suara.com - Finalis MasterChef Indonesia, Trendy Wijaya menceritakan awal mula bisa bergabung dengan ajang pencarian bakat tersebut.
Tim Suara.com berkesempatan sejenak ngobrol bersama Trendy Wijaya. Dia bilang sebelumnya tak punya pengalaman yang mumpuni.
Dia hanya bekerja sebagai juru masak di sebuah warteg. Tapi berkat teman-temanya yang mendukung untuk gabung di MasterChef, dia berhasil lolos menjadi salah satu finalis.
Lebih lanjut, berikut cerita perjalanan karier Trendy Wijaya bisa bergabung dengan MasterChef.
Baca Juga: Interview: Resep Bugar Maria Vania Selama Pandemi Covid-19
Gimana awal mula bisa masuk MasterChef Indonesia?
Awal gua ikut MasterChef itu dari 2019. Jadi gue pada saat itu lagi nongkrong sama senior gue di kampus, terus gue didaftarin sama mereka. Waktu itu, pada saat kami ngobrol mereka dorong gue untuk ikut. Padahal gue nggak mau ikut tadinya, karena gua pikir kan di MasterChef itu makanannya keren-keren lah.
Nah gue cuma tukang masak di Warteg sama pelatih burung jadi kerjaan gue nggak ada basic di restoran apalagi hotel. Nggak pernah kepikiran sampe gue bisa masuk ke galeri MasterChef Indonesia. Jadi awalnya gua dicemplungin, ikut audisi cuma nggak hope plus karena yang lainnya keren-keren banget. Tapi alhamdulilah gue bisa masuk ke MasterChef Indonesia.
Dari MasterChef dapet apa saja?
Setelah gue keluar dari MasterChef itu yang gur dapet dan rasakan sekarang adalah gur dikenal publik sebagai chef. Sekarang, akhirnya gue bisa membuka sesuatu impian gue memiliki tempat makan sendiri.
Baca Juga: Parodi MasterChef, TikToker "Kembaran" Chef Juna Buat Warganet Ngakak
Bangun tempat makan ini hasil dari mana?
Awalnya itu sebenernya gue punya impian itu pada saat zaman gue kuliah, gue pengen punya banget pecel lele di pinggir jalan kaki lima. Itu awalnya. Punya impian kaya gitu malah nggak tercapai punya rumah makan di kaki lima, akhirnya gue dikasih sama Allah punya tempat ini (rumah makan), bisa untuk dipakai tempat tinggal sekaligus jadi tempat berjualan juga.
Modal dari mana?
Modal, ini modal sendiri. Patungan dari dompet sendiri, hasil job dan juga dari orangtua.
Embel-embel MasterChef ini bantu dalam ngembangin karier nggak?
Embel-embel MasterChef itu lumayan bantu, karena ketika gue punya produk gue bisa share ke media sosial. Media sosial kan promosinya lebih gampang, sudah gitu gue punya followers juga lumayan dan gue bisa memberikan informasi tentang makanan di situ.
Jadi gue nggak perlu lagi pakai influencer yang mesti gue bayar, jadi gue pakai medsos gue seperti Instagram dan rekan-rekan dari MasterChef Season 6, jadi mereka juga bantu mempromosikan.
Sudah ada tawaran jadi koki seleb belum?
Tawar untuk selebritis chef gue belum ada, mungkin karena muka gue kurang menjual juga yah. Muka gue kan lebih komedian, muka ngeselin jadi nggak kejual. Kalau muka chef Juna kan ganteng, chef Renata cantik, chef Arnold karakternya kuat banget kan.
Dari masakan mereka juga jago-jago kan, kalau gue kan cuma masakan rumahan. Makanya gue lebih ke berbagi ilmu aja kepada masyarakat untuk masakan-masakan yang tiap hari. Pasti ibu-ibu muda nih itu bingung masak sehari-seharinya, yah akhirnya gue memberikan solusinya adalah gue share di medsos gue.
Di situ gue membuat menu-menu baru, kayak ternyata tempe bisa digabungin sama yang lain-lain. Jadi itu menu-menu baru yang gue buat untuk ibu rumah tangga.
Masakan seperti itu ngeluarin budget berapa ?
Dengan harga yang relatif murah. Misalkan untuk satu keluarga nggak sampai Rp 50 ribu sudah bisa makan enak ko, jadi gimana caranya makanan yang simpel kita bikin yang enak keluarga jadi happy. Karena makanan itu bisa mempersatukan.