Suara.com - Nindy Ayunda sempat dituding menculik sopirnya yang bernama Sulaiman. Namun, hal itu langsung dibantah dan kenyataannya sang sopir dan susternya, Lia, memang memilih berada di rumah Nindy dan tak pulang ke rumah.
Lia dan Sulaiman yang ketahuan pun akhirnya mengaku ke Nindy Ayunda. Mereka menyebut Askara meminta untuk mengawasi dan melaporkan gerak-gerik Nindy padanya.
Hal itu pun tak dibantah oleh kuasa hukum Askara, M Muslih. Namun, lebih tepatnya, hal itu bukan tindakan memata-matai.
"Istilahnya bukan mata-matain ya, namanya suami tanya istri kan, mau tahu istrinya ke mana, ngapain, wajar kan," ucap M Muslih di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2021).
Pihaknya menyebut suster dan sopir tersebut digaji oleh Askara. Oleh karena itu, hal yang wajar jika Aska meminta mereka melakukan sesuatu.
"Sedangkan pembantu, sopir, semua yang bayar Pak Aska kan. Istilahnya pembantu sama sopir Aska itu, wajar dong (nyuruh)," kata Muslih.
"Tapi yang namanya suami mau tahu istri ke mana sih wajar aja. Mata-matain, kaya BIN aja, hehe," katanya enteng.
Pihaknya menolak hal itu disebut memata-matai. Sebab, hal itu lebih ke bentuk perhatian.
Baca Juga: Nindy Ayunda Alami KDRT 9 Tahun, Kenapa Korban Bertahan dan Tetap Romantis?
"Bahasanya bukan mata-matain, suami ingin tahu keadaan istri itu wajar. Kalau mata-matain dalam tanda kutip intelegen kan beda pemahamannya," ujar Muslih.