Suara.com - Penyanyi Ashanty menegaskan anak angkatnya, Muhammad Putra membuat keputusan sendiri keluar dari pesantren Al Basyir di Bogor, Jawa Barat. Hal itu menampik tudingan LBH Keadilan yang menyebut dirinya menelantarkan Putra.
"Dia yang minta keluar. Tadinya aku pengin tetap di sana, tapi sekarang dia, aku merasa udah lah tugas aku mungkin sampai di sini, aku juga sudah jadi lega," kata Ashanty saat ditemui di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (9/2/2021).
Perempuan kelahiran 4 November 1984 ini bahkan sempat menanyakan secara langsung kepada Putra apakah keputusannya sudah bulat. Tapi jawaban Putra masih sama.
Menurut Ashanty, Putra waktu itu mengaku akan disekolahkan oleh kakaknya.
Baca Juga: Hentikan Biaya Pesantren Putra, Ashanty: Anaknya Nggak Niat
"Tapi dia nggak nyebutin nama, jadi ya sudah, oke," ujarnya.
Tak ingin memaksakan kehendaknya, Ashanty pasrah melepas tanggungjawab terhadap Putra.
"Aku juga nggak mau ini diperpanjang karena nanti kasihan ke anaknya lho. Maksudnya ya sudah biarin," kata ibu sambung Aurel Hermansyah itu.
Diberitakan sebelumnya, Ashanty dituding telah menelantarkan Muhammad Putra karena memutus biaya pendidikan bocah 13 tahun itu di pesantren Al Basyir, Bogor, Jawa Barat.
Secara hukum, Putra memang bukan anak angkat Ashanty. Tapi menurut Abdul Hamim Jauzi dari LBH Keadilan, Ashanty pernah berjanji menyekolahkan Putra hingga ke jenjang kuliah.
Baca Juga: Dituduh Telantarkan Anak Angkat, Ashanty Hampir Kehilangan Pekerjaan
"Hanya pendidikan, untuk hukum (status anak angkat) tidak, tapi tetap saja bisa di bilang anak angkat," kata Abdul saat jumpa pers di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (6/2/2021).
Sebagai pegiat sosial, Abdul peduli dengan Putra karena terancam putus sekolah. Karenanya, dia minta Ashanty untuk klarifikasi bagaimana kelanjutan nasib Putra.
"Saya minta Ashanty klarifikasi aja soal nasib putra," ujarnya.
Muhammad Putra adalah bocah yang viral di media sosial karena berjualan cilok sambil bersekolah untuk hidupi keluarga.
Abdul bersama teman-temannya kemudian menggalang dana pendidikan untuk Putra melalui KitaBisa. Dana itu dikelola untuk keberlangsungan hidup Putra dan saudara kandungnya.
Ashanty dan suaminya, Anang Hermansyah, kemudian muncul dan berjanji akan membiayai pendidikan Putra hingga jenjang kuliah.
Lantaran dijanjikan akan dibiayai, Putra yang sebelumnya sekolah di SD di Jurangmangu, Ciputat, Tangerang Selatan dipindahkan ke sebuah pesantren di Bogor, Jawa Barat. Hanya saja, kini pendidikan yang baru ditempuh selama satu semester tiba-tiba diputus secara sepihak.