Suara.com - Penyanyi Ashanty merasa dirugikan dengan tuduhan penelantaran anak asuhnya, Muhammad Putra oleh pihak Abdul Hamim Jauzi dari LBH Keadilan. Menurut Ashanty, pekerjaannya terkena imbas sejak kasus tersebut mencuat.
"Judul-judulnya (pemberitaan) sangat merugikan, aku sampai, aku nih iklan sampai, bukan di-cancel, tapi sampai dipertanyakan gitu," kata Ashanty, saat ditemui di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (9/2/2021).
Bahkan beberapa rekan bisnisnya pun bertanya-tanya tentang kabar penelantaran anak tersebut.
Baca Juga: Terkait Tuduhan Penelantaran Anak, Ashanti Disebut Pernah Janji Begini
"(Aku) di-chat tiba-tiba, 'itu Ashanty kok' (ada berita penelantaran anak)," kata Ashanty menyambung.
Meski tak samapai kehilangan pekerjaan, namun istri Anang Hermansyah ini merasa terganggu dengan pemberitaannya. Ibu empat anak ini khawatir tuduhan penelantaran anak terhadapnya dapat berpengaruh di masa depan.
''Sudah alhamdulillah aku lagi kayak begini bisa dapat rezeki tuh terus tiba-tiba ada Google, 'Ashanty terlantarkan anak', 'Ashanty apalah macam macam'. Itu jujur pasti merugikan pihak saya juga," ucapnya.
"Karena kemarin sampai ditanya 'kok ada masalah sih?'. Ya walaupun nggak sampai dibatalin, tapi tetap saja kayak gitu ke depan bisa jadi nggak enak," imbuh Ashanty.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ashanty dituding telah menelantarkan anak angkatnya, Muhammad Putra, karena memutus biaya pendidikan bocah 13 tahun itu di sebuah pesantren di Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga: Bikin Kisruh soal Anak Angkat, Ashanty Siap Perkarakan LBH Keadilan
Kabar itu pertama kali diungkap oleh Abdul Hamim Jauzi dari LBH Keadilan.
Menurut Abdul Hamim, secara hukum Putra memang bukan anak angkat Ashanty. Tapi menurutnya, Ashanty pernah berjanji menyekolahkan Putra hingga ke jenjang kuliah.
Soal ini, Ashaty akhirnya mengungkap fakta yang sebenarnya. Menurutnya, ia berhenti memberikan biaya pendidikan untuk Muhammad Putra, lantaran bocah yang viral karena menjual cilok ini tidak mau lagi melanjutkan sekolah.
Karena Muhammad Putra sendiri menolak melanjutkan pendidikan, Ashanty pun tak mau memaksakan kehendaknya.
Selama ini, Ashanty juga menahan diri untuk bicara, karena ia khawatir justru akan membuat Putra dihujat oleh masyarakat.