Suara.com - Presenter Rey Utami akhirnya kembali menghirup udara bebas usai menjalani hukuman penjara satu tahun empat bulan atas kasus video ikan asin. Kerinduan pada sang anak akhirnya terbayarkan.
Tak dipungkiri istri Pablo Benua ini melewatkan masa perkembangan sang anak. Tetapi hal itu sudah tak menjadi masalah karena akhirnya ia kembali berkumpul dengan anak dan keluarga besar.
Perempuan 33 ini pun berbagi kisah pengalamanannya di dalam penjara dan kegiatan pertama setelah mendekam selama setahun empat bulan di bui.
Bagaimana kisahnya? Ini dia.
Baca Juga: Pablo Benua Tantang Rey Utami Buat Segera Gugat Cerai
Gimana akhirnya bebas ketemu anak?
Ya alhamdulillah bersyukur bahagia melepas kerinduan yang terdalam, setelah satu tahun empat bulan jauh dari anak. Pas ketemu itu adalah anugerah terindah, sangat bersyukur.
Apa yang pertama kali dilakukan?
Ketemu anak udah, main sama anak, tidur sama anak, karena itu yang paling dikangenin. Apalagi tidur sama anak, sambil bilang ‘Ini mamih loh’ supaya inget karena kan selama di tahanan selalu minta kirimin foto supaya nggak lupa, jadi kangen banget dan untungnya alhamdulilah dia masih kenal maminya.
Perkembangan anak?
Baca Juga: Dipenjara Gara-gara Konten, Rey Utami Tak Trauma Jadi YouTuber
Sekarang udah bisa ngomong kan lancar ngomong dan udah bisa jalan.
Rewel nggak anak?
Awal-awalnya rewel kan ada mbak juga yang bantuin di rumah jadi dia nggak merasa sendiri.
Pas ketemu orangtua?
Ya keluarga juga dateng, temu kangen lah. Kata mereka saya sehat gemukan, di dalem kan psikis terganggu dari pada melakukan yang tidak-tidak jadi yaudahlah ikhlas, kalau kita galau lari aja ke ngaji atau makan, jadinya naik berat badannya.
Psikis juga keganggu apa yang bikin ikhlas?
Karena aku percaya semua itu terjadi atas kehendak Allah, psti ada jalan keluarnya, kita harus sabar ikhlas, tawakal dan tetap istiqomah. Jangn putus aja.
Yang menguatkan apa?
Yang menguatkan adalah anak, mungkin kalau nggak ada anak aku yang kayak awal-awal masuk nggak terima, mau bunuh diri mau minum pembersih lantai untuk mengakhiri hidup ini. Itu di awal-awal. Bantuan teman-teman menguatkan. Badai pasti berlalu kan, jadi kita pasrahkan sembari beribadah. Sekarang selesai menjalani semua.
Masa sulit menyalahkan orang-orang yang ada di dalamnya dan diri sendiri?
Ya awal-awalnya cukup nggak terima. Tapi kan kalau muslim kalau kita beriman segala sesuatu itu balik lagi kehendak Allah jadi tidak perlu menylahkan siapapun. Jadi kita memang intropeksi diri, menjadi lebih baik kedepannya dan jangan putus asa, jangan merasa minder harus pecaya diri.
Setiap orang punya masa lalu, nggak mungkin setiap orang tidak punya celah, pasti punya. Aku juga bukan satu-satunya orang yang mengalami semuanya, pasti ada yang mengalami juga mungkin kejadiannya beda-beda.
Merasa lahir kembali?
Iya aku merasa jadi aku yang baru. Karena dengan penampilan aku sekarang aku lebih tenang dari pada dulu. Mungkin dulu zaman jahiliyah ya waktu masih senang baju seksi, tapi sekarang justru sekarang kelihatan dikit aja ngerasa gimana gitu.
Jadi nyamanlah pakaian seperti ini dan aku merasa ada harapan ke depannya menjadi yg lebih baik. Semua orang pasti tidak sempurna, termasuk aku. Aku bukan malaikat juga, aku hanya bisa mengambil hikmah dari kejadian-kejadian sebelumnya.
Jadi aku simpan, aku jadikan untuk pelajaran tapi tidak berlarut-larut. Life must go on.
Pelajaran apa yang didapat di penjara?
Ya pelajarannya ya banyak. Ketika kita melakukan sesuatu ya hati-hati. Mengajak nara sumber, editor, banyak lah kalau untuk sosial media. Kan pada saat ini aku posisinya terbukti bersalah karena mewawancarai narasumber, nara sumber melakukan perbuatan tidak baik. Jadi aku harus hati-hati.