Suara.com - Grup JKT48 akan mengalami pengurangan member dan staf sebagai imbas dari pandemi Covid-19. Keputusan itu diambil setelah ada diskusi antara manajemen dan rekanan JKT48.
"Kita tuh hanya ada dua pilihan, bubar atau bertahan. Finalnya, kita (putuskan) bertahan dengan pengurangan staf dan member," kata General Manager JKT48, Melody Laksani, ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jumat, (13/11/2020).
Melody mengatakan keuangan JKT48 memburuk lantaran banyak kegiatan rutin grup tersebut yang tak jalan selama pandemi Covid-19. Untuk bertahan, mereka hanya gelar pertunjukan via live streaming.
"Awalnya kita stay positif JKT48 tetap jalan, karena kita masih banyak fans yang support. Seiring berjalannya waktu akhirnya benar-benar sesulit itu. Jadi memang ini adalah keputusan yang terbaik," ujarnya.
Baca Juga: JKT48 Umumkan Krisis Keuangan, Terancam Bubar, Pangkas Member dan Karyawan
Namun, Melody belum tahu pasti berapa staf dan member yang akan dipecat.
"Kita belum tau. Kita udah ada rencana tapi belum bisa kita share," kata dia.
Bagi Melody, keputusan mengurangi member dan staf merupakan jalan terbaik. Semua itu dilakukan agar JKT48 bisa tetap bertahan.
"Ya karena sudah keputusan final dan terakhir yang bisa kita lakukan untuk JKT48 tetap bertahan," katan Melody.
Kabar JKT48 terancam bangkrut pertama kali diumumkan Melody di YouTube. Dia bilang bahwa pertunjukan teater, manggung, event jabat tangan, dilaksanakan secara terbatas. Padahal kegiatan tersebut sumber pemasukan JKT48.
Baca Juga: Alami Krisis Keuangan Akibat Virus Corona, JKT48 Terancam Bubar
Memilih bertahan, JKT48 memutuskan untuk mengurangi member dan staf. Saat ini JKT48 memiliki 70 member dan 50 orang karyawan.
Pengumuman Melody cukup mendapat perhatian di media sosial. Warganet, terutama para fans ramai-ramai membuat tagar Tagar #KamiBersamaJKT48 dan #SaveJKT48.