Suara.com - Sederet artis sesumbar akan meninggalkan Amerika Serikat jika Donald Trump kembali terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2020.
Pada Pilpres 2016, janji seperti itu pernah terlontar, setidaknya dari mulut Lena Dunham, Jon Stewart, dan Samuel L. Jackson. Nyatanya ketika Trump mengalahkan Hillary Clinton, mereka tak menepati janjinya.
Kini, ada lagi beberapa artis yang berjanji serupa. Siapa saja mereka? Dikutip dari Foxnews, simak rangkumannya berikut ini:
1. Bruce Springsteen
Baca Juga: Pendukung Lama Terkikis, Trump Dapat Kekuatan Baru Pemilih Latin
Bruce Springsteen memang cukup vokal menentang kebijakan Donald Trump selama jadi Presiden AS. Dia mengecam Trump menggunakan program E Street Radio di Sirius XM.
Baru-baru ini, rocker berusia 71 tahun tersebut mengatakan akan pindah ke Australia ketimbang jalani masa jabatan Trump yang kedua di Amerika Serikat.
2. Tommy Lee
Kepada The Big Issue, drummer Motley Crue itu mengatakan bakal kembali ke tempat kelahirannya, Yunani, jika Trump kembali terpilih.
Menurut Tommy Lee, Trump membuat Amerika Serikat tampak buruk di mata dunia.
Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat, Sementara Joe Biden Unggul Tipis dari Donald Trump
Baru- baru ini, Lee juga menentang sikap Trump terkait pandemi corona (Covid-19). Saat Trump dan istrinya dinyatakan positif corona, dia menyebut mereka terkena karma.
3. Ricky Martin
Penyanyi Ricky Martin sejak awal memang sudah terang-terangan mendukung lawan Trump, Joe Biden pada Pilpres 2020. Dia menilai pengalaman panjang Biden di panggung politik sangat cukup untuk memimpin Amerika Serikat.
Dalam sebuah wawancara, sempat terlontar dari mulut Martin bahwa dia dan suaminya, Jwan Yosef akan pergi meniggalkan Amerika Serikat jika Trump terpilih.
4. John Legend dan Chrissy Teigen
Pasangan suami istri ini menilai Trump selama memimpin Amerika Serikat menghancurkan demokrasi dan kebebasan pers.
Karenanya, meski berat, dia mempertimbangkan untuk pergi dari Amerika Serikat jika orang itu kembali terpilih.
"Kami lahir dan besar di sini. Semua keluarga kami juga ada di sini. Berat untuk pergi. Tapi saya tidak tahu apa yang harus dilakukan jika Anda punya pemimpin yang mencoba menghancurkan demokrasi," kata Legend dalam sebuah wawancara.