Interview: Perjuangan Oki Setiana Dewi Lulus S3 dengan Kondisi Hamil

Minggu, 25 Oktober 2020 | 17:30 WIB
Interview: Perjuangan Oki Setiana Dewi Lulus S3 dengan Kondisi Hamil
Oki Setiana Dewi saat ditemui di Sari Pan Pacific Hotel, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017). [suara.com/Puput Pandansari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bintang film Oki Setiana Dewi berhasil menyelesaikan studi S3 jurusan Komunikasi dan Dakwah di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan pada Jumat (23/10/2020).

Keberhasilan meraih gelar doktor ini ditempuh dengan jalan yang tidak mudah. Selain menamatkan disertasi selama dua tahun, proses ini dilalui saat pemain Ketika Cinta Bertasbih ini hamil anak keempat.

Bahkan dua Minggu jelang kelahiran, Oki Setiana Dewi harus menjalani ujian disertasi. Pilihannya, menyerah atau lanjut.

Tak ingin perjuangannya sia-sia, kakak Ria Ricis ini melanjutkan hingga samapi ke tahap pengujian dan dinyatakan lulus dengan nilai 92 alias cumlaude.

Baca Juga: Perjuangan Oki Setiana Dewi Raih Gelar S3, Belajar Jam 2 Pagi hingga Subuh

Oki Setiana Dewi bersama suami, Ory Vitrio dan keluarganya. [Rena Pangesti/Suara.com]
Oki Setiana Dewi bersama suami, Ory Vitrio dan keluarganya. [Rena Pangesti/Suara.com]

Lalu, seperti apa lika -liku perjuangan Oki Setiana Dewi menyelesaikan S3-nya? Simak kisah selengkapnya.

Bagaimana perjuangan menyelesaikan S3 dengan anak tiga dan kondisi hamil?

Untuk dapat waktu yang fokus dan tenang itu susah. Karena anak-anak kan juga harus didampingi belajar. Jadi nggak mudah dapat waktu luang.

Jadi, kapan momen belajarnya?

Saya suka belajarnya itu waktu jam 2 pagi. Anak anak tidur ya, saya belajar.

Baca Juga: Interview: Maya Septha Tak Alami Kesulitan Finansial Selama Pandemi

Sampai pukul berapa selesai belajar?

Pastinya sampai subuh. Tapi sebelum belajar, saya harus tidur dulu. Karena kan kehamilan ini saya peru banyak tidur, nggak tahu kenapa bawaanya ngantuk gitu.

Peran suami seperti apa?

Bahagianya karena dapet support dari suami. Kalau aku belajar, abang yang jagain anak-anak. Kalau nggak gitu, ya nggak bisa juga.

Oki Setiana Dewi dan suaminya, Ory Vitrio [Suara.com/Rena Pangesti]
Oki Setiana Dewi dan suaminya, Ory Vitrio [Suara.com/Rena Pangesti]

Dengan waktu belajar dini hari, apakah otomatis membatasi pekerjaan di luar supaya tidak cepat lelah?

Saya harus bisa mengurangi kegiatan saya di luar. Alhamdulillah karena selama pandemi ini kita banyak di rumah, jadi saya punya banyak waktu untuk bisa fokus dengan disertasi saya.

Apa hamil sangat memengaruhi kondisi saat mengerjakan disertasi?

Sebenernya disertasi ini pengerjaannya sudah sangat lama. Bukan saya hamil baru mengerjakan, tapi sudah tiga tahun lalu pengerjaannya. Jadi ketika hamil sebenernya tinggal proses melengkapi saja.

Ada perasaan cepat lelah nggak? Karena butuh tenaga ekstra saat belajar?

Kesulitannya ada lah, karena kan kalau hamil itu jadi lebih cepat lelah, ngantuk fisik gak sekuat ketika tidak hamil. Tapi balik lagi, karena adanya orang disekitar yang mendukung dan menolong, termasuk mba di rumah yang jaga anak anak itu jadi anugerah sendiri.

Menjaga moodnya seperti apa?

Semangat harus selesai. Karena saya tahu kalau melahirkan, akan kesulitan mengerjakan kuliah dan fokus ke anak. Jadi itu yang dijadikan moodbooster.

Dengan perjuangan itu, kaget nggak bisa dapet nilai memuaskan?

Alhamdulillah diumumkan 92 dan dikatakan cumlaude. Bersyukur kepada Allah dikasih kesempatan dengan baik dan ini semua tidak lepas dari orang-orang terdekat, para pembimbing dosen-dosen yang telah mengajari saya selama 4 tahun.

Oki Setiana Dewi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Oki Setiana Dewi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Belajar sampai S3, sebenarnya apa yang memotivasi dengan perjuangan yang tak mudah?

Sebenernya untuk kuliah terus-menerus manfaatnya banyak walaupun kita bisa banyak belajar dimana aja tapi kalo Allah kasih kesempatan belajar di perkuliahan kenapa tidak?

Semakin banyak belajar, semakin sadar ilmu yang dimiliki itu sangat kurang. Saya bersyukur bisa diskusi sama orang-orang yang luar biasa.

Apa nanti juga akan meneruskan pendidikan ini ke anak-anak?

Berharap, insya Allah. Karena manfaat kuliah banyak banget. Jadi saya pikir baik juga kalo anak-anak nanti bisa mengikuti jejak ibunya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI