Suara.com - Sinopsis film Jagal dianggap sebagai antitesa dari film G30S/PKI yang selama ini ditonton masyarakat Indonesia. Realitas yang coba digambarkan dalam film Jagal memberikan sisi lain dibalik kejadian bersejarah 30 September 1965. Bahwasannya, dibalik peristiwa ‘pengkhianatan’ ada kasus yang jauh lebih besar dan jauh lebih kejam untuk diketahui.
Penasaran dengan sinopsis film Jagal? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Latar Belakang Film Jagal
Film Jagal merupakan film dokumenter yang disutradarai oleh sineas asal Amerika Serikat, Joshua Oppenheimer. Film ini merupakan hasil kerja sama Denmark, Britania Raya, dan Norwegia yang tergabung dalam proyek Docwest dari Universitas Westminster.
Baca Juga: Dulu PKI Suka Nuduh Lawan Antek Nekolim, Communist-Phobia, 7 Setan Desa
Jagal pertama kali diputar pada September 2012 dengan nama internasional The Act of Killing di Toronto International Film Festival. Film yang berdurasi sekitar 2 jam 30 menit ini sebagian besar dibuat di Medan, Sumatera Utara antara tahun 2005 – 2011.
Sinopsis Film Jagal
Film Jagal bercerita tentang para pelaku pembantaian orang-orang yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI) di kawasan Sumatera Utara.
Dalam film ini, salah satu algojo yang paling terkenal kekejamannya, Anwar Congo, bercerita tentang pembunuhan yang Ia lakukan pada tahun 1965 - 1966. Anwar bahkan masih ingat betul cara yang Ia gunakan untuk membunuh ratusan orang pada masa itu.
Sebelum menjadi algojo, Anwar bercerita bahwa dia dan kawan-kawannya dulu adalah kelompok preman bioskop biasa. Barulah pada 1965, mereka diminta membantu tentara untuk membunuh orang-orang yang dituduh komunis.
Baca Juga: Mau Dipolisikan usai Tulis Dalang G30S PKI Belum Jelas, Ini Kata Ruangguru
Para penonton film Jagal akan melihat bagaimana Anwar dan kawan-kawan merekonstruksi adegan-adegan mengenai pengalaman membunuh mereka.
Secara sederhana, fIlm ini menyajikan sebuah imajinasi para pelaku pembunuhan massal. Ironisnya, mereka dengan bebas berkelakar tentang kejahatan dan pelanggaran HAM yang mereka lakukan di waktu yang lampau.
Tanggapan dan Penghargaan yang Diraih film Jagal
Dengan realitas baru yang coba digambarkan oleh sang sutradara, film Jagal tentunya memiliki penggemar tersendiri yang tak segan untuk memberikan pujian. Jurnalis pemenang Pulitzer Prize, Chris Hedges, menyebut film ini merupakan eksplorasi penting tentang cara berpikir para pembunuh massal.
Tidak hanya itu, The Village Voice juga menyebut film ini sebagai sebuah mahakarya. Jika Anda mencari ulasan film Jagal di beberapa situs ulasan online seperti IMDb maka Anda akan melihat rating film ini mencapai angka 8.2/10 dari penilaian 34.472 voters.
Bersama film Senyap, film Jagal pernah masuk nominasi dalam ajang OSCAR 2014 untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik. Satu tahun sebelumnya, film Jagal juga meraih penghargaan pada ajang British Academy Film and Television Arts Awards 2013 untuk kategori Film Dokumenter Terbaik.
Film Jagal mungkin tidak berhasil membawa pulang piala OSCAR, namun film ini telah berhasil memicu perubahan yang spektakuler di tengah masyarakat Indonesia.
Saat di putar di salah satu universitas di Yogyakarta, para penonton yang merupakan kelompok campuran mahasiswa, profesor, sejarawan, dan kalangan lainnya, sangat tersentuh dengan keseluruhan penggambaran dalam film ini.
Pada akhirnya, film Jagal patut ditonton oleh generasi muda agar dapat membangun nilai-nilai yang jauh berbeda dari apa yang dipercayai selama ini.
Simak trailer film Jagal di sini.
Demikian sinopsis film Jagal, sebuah perjalanan dan imajinasi kelompok pembunuh.
Kontributor : Theresia Simbolon