"Misalnya, di kelas pas SMA ada pergantian jam pelajaran. Papan tulisnya kotor sama guru sebelumnya, gue tuh ngerasa (dalam hati) ayo dong apus," ujar Bintang Emon.
"Terus liat nggak ada yang ngapus dan elo jalan ke depan hah anj***, emang anak kelasnya. Sambil tangan lo ngapus," ucap Bintang melanjutkan perkataannya.
Sementara itu, Bintang Emon juga ingin orang-orang yang berharap padanya menyampaikan pendapat agar aktif bersuara.
Lagi-lagi, lelaki 24 tahun ini membuat perumpaan. Seolah negara adalah tempat kos, dan masyarakat sebagai penghuninya.
"Negara itu kayak kos-kosan, kita tinggal di dalemnya. Terus kita pilih nih siapa yang cocok jadi kepala kos-kosan, dan dia yang akan ngebentuk peraturan," kata Bintang memulai perumpaannya.
Ia melanjutkan, "Nah elo tuh kalo ada peraturan yang mengganggu, ya elo ngomong."
Bintang Emon mengatakan, setiap orang punya hak suara yang sama untuk bicara dan menyampaikan pendapat.
![Bintang Emon [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/06/15/61519-bintang-emon.jpg)
"Lo kalo nggak memperhatikan prosesnya, ntar tiba-tiba biaya kos lo naek, kamar lo dikecilin, dengan dalih-dalih peraturan. Akhirnya merugikan lo sebagai penghuni," katanya.
Ia pun meminta masyarakat untuk tak lagi diam. "Jangan pasif, hak elo diambil. Kecuali elo terlahir sebagai anak orang kaya, yang punya pengaruh. Aman hidup lo."
Baca Juga: Menyoal Urgensi Pilkada di Tengah Pandemi