Suara.com - Beberapa waktu lalu, Chintami Atmanegara izin tidak hadir di panggilan BAP kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan terkait laporan dugaan penganiayaan yang dilakukan putranya, Dio Alif Utama.
Sebelumnya, satpam yang juga menjadi saksi pun tidak datang saat dipanggil pihak berwajib.
"Untuk satpam, karena kuasa hukum cuma satu, cuma saya, jadi sekalian nanti hadirnya bareng Ibu Chintami," ujar kuasa hukum Chintami Atmanegara, Yasmine Soerahman ditemui di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2020).
Kemudian, Yasmine juga membantah jika ketidakhadiran satpam dan Chintami Atmanegara disebut mangkir. Sebab, ia mengaku telah mengirim surat izin ke kepolisian agar BAP ditunda.
Baca Juga: Anak Chintami Atmanegara Bantah Aniaya Deanni Ivanda
"16 September saya kirim surat ke Polres Jaksel yang mana saya meminta penjadwalan ulang untuk pemeriksaan ibu Chintami dan pak Syukur," katanya menjelaskan.
"Supaya datangnya berbarengan. Karena sebelumnya kan lagi PSBB juga, Ibu Chintami habis operasi gusi, jadi biar sekalian Ibu Chintami dan Pak Syukur didampingi saya sehari selesai," ujarnya.
Oleh karena itu, BAP selanjutnya akan langsung memeriksa dua saksi, Chintami Atmanegara, juga Syukur, satpam yang terlibat dalam kejadian. Rencananya, proses tersebut akan digelar pada 28 September mendatang.
"Dalam surat saya minta tanggal 28, hari Jumat. Tapi saya jelaskan kalau tidak bisa di hari itu, kami mengikuti jadwal penyidik saja. Jadi kalau tiba-tiba diminta datang besok ya kami siap datang besok," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Deanni Ivanda melaporkan putra Chintami Atmanegara, Dio Alif Utama dengan tuduhan penganiayaan.
Baca Juga: Nathalie Holscher Mualaf, Ruben Onsu 2 Kali Coba Bunuh Diri
Ia mengaku bekerja dan tinggal di rumah Chintami Atmanegara namun diusir dengan cara tidak menyenangkan. Bahkan dia mengaku dipukul oleh Alif.
Sementara itu, Chintami Atmanegara berdalih tak ada pemukulan seperti yang dikatakan. Selama tiga bulan lebih, Deanni Ivanda sempat tinggal di rumahnya dan bekerja sebagai pekerja lepas di butik miliknya.
Sikap Deanni Ivanda yang kerap pulang pagi dan pergi tanpa izin membuat Chintami Atmanegara dan keluarga tak nyaman. Bahkan, Deanni Ivanda disebut tak becus bekerja, kerap lompat pagar dan tak seperti perempuan normal.