Sebelum Jadi Korban Penusukan, Syekh Ali Jaber Punya Firasat Begini

Rabu, 16 September 2020 | 20:03 WIB
Sebelum Jadi Korban Penusukan, Syekh Ali Jaber Punya Firasat Begini
Syekh Ali Jaber memamerkan paspornya. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan oleh lelaki bernama Alpin Adrian, saat sedang berdakwah di Bandar Lampung pada Minggu (13/9/2020). Rupanya, alim ulama itu memiliki firasat sebelum penusukan terjadi.

Hal itu diungkapkan dalam podcast Deddy Corbuzier terbaru, Rabu (16/9/2020).

"Firasatnya luar biasa, tadi beliau (Syekh Ali Jaber ) cerita, setelah sekian lama nggak pakai jubah hitam, kok pas hari itu kok pakai jubah hitam, biasanya putih Syekh?," kata Gus Miftah di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (16/9/2020).

"Biasanya memang pakai warna putih atau abu-abu," jawab Syekh Ali Jaber membenarkan.

Baca Juga: Penusuk Syekh Ali Jaber Gangguan Jiwa, Mahfud: Buktikan di Pengadilan

Syekh Ali Jaber dan Gus Miftah di Podcast Deddy Corbuzier. (YouTube/Deddy Corbuzier)
Syekh Ali Jaber dan Gus Miftah di Podcast Deddy Corbuzier. (YouTube/Deddy Corbuzier)

Syekh Ali Jaber saat mengenakannya merasakan perasaan yang tidak biasanya. Ia pun mengaku sudah cukup lama tidak menggunakan jubah berwarna hitam.

"Cukup lama nggak pakai, terakhir pas acara kultum lah, untuk acara jemaah jarang," kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun bersyukur memakai pakaian hitam. Jika tidak, ia yakin jemaahnya akan semakin panik melihat bajunya bersimbah merah darah.

"Saya pakai hitam jadi terlihat basah saja, ndak terbayang kalau pakai putih bagaimana jemaah," tuturnya.

Syekh Ali Jaber pun percaya tak ada sesuatu di dunia ini yang kebetulan. Mulai dari pemilihan baju yang ia pakai, hingga kejadian yang menimpanya.

Baca Juga: Penusuk Syekh Ali Jaber Disebut Gila, Mahfud: Kasus Tak Bisa Disetop Polisi

"Saya mempercayai satu hal. Tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Semua ditentukan oleh Allah. Semua dituntun oleh Allah. Kita lari dari takdir ke takdir. Saya percaya ketika kita reaksi dengan takdir, marah, emosi, takdir ini nggak akan berubah. Kalau bisa mengubah saya marah, maka saya hanya tenang diam," kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun membongkar rahasia ketenangannya saat insiden terjadi. Saat itu, ia justru mengucap syukur, bukan menyesali apalagi mengumpat.

"Dan saya belajar ketika ucapkan alhamdulillah itu, dan ini yang saya ajarkan ke jamaah-jamaah.. kalau ada yang meninggal biasa kita ucap innalillahi, jangan. Pertama ucap alhamdulillah, kenapa? Karena ini ujiannya. Jadi ketika musibah kita mengucapkan (alhamdulillah) tidak hanya pas senang. Karena itu tidak mudah," ujarnya.

Alpin Andria, Pelaku Penusukan  Syekh Ali Jaber (ist)
Alpin Andria, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber (ist)

"Pasti ketika kena musibah, begini begitu, beda sama orang yang meyakini ini musibah dari Allah, lalu ucap alhamdulillah. Berarti kita masih memuji Allah, di situ kita rasakan ketenangan yang luar biasa," lanjutnya.

Syekh Ali Jaber mengaku terkejut dan tak menyangka saat penusukan terjadi. Beruntung, saat peristiwa itu Syekh langsung mengelak sehingga terkena bagian lengan sebelah kanan.

Jika saja Syekh Ali tak mengelak, sasaran pelaku seperti tertuju di bagian leher atau dada. Karena kejadian itu, Syekh Ali Jaber mendapatkan 10 jahitan di tangan kanannya yang terluka karena pisau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI