Suara.com - Jerinx SID melakukan walk out alias keluar dari sidang virtual yang digelar Pengadilan Negeri Denpasar, Bali pada Kamis lalu (10/9/2020). Kuasa hukum menyebut hal itu karena keberatan pihaknya keberatan sidang digelar secara online.
"Jerinx berpendapat kalau itu merenggut haknya sebagai terdakwa, kami juga memberikan argumentasi sebagaimana surat yang sudah kami kirimkan ke PN Denpasar. Dari pendapat kami sidang online bertentangan dengan UU, baik UU kehakiman maupun KUHAP kan memang terdakwa wajib dihadirkan (fisik) ke persidangan," ujar Wayah Gendo Suardana saat dihubungi Kamis (10/9/2020).
Menurutnya, alasan pandemi tidak bisa dibenarkan. Sebab, yang tidak ditahan pun belum tentu terjamin kesehatannya.
"Kalaupun hakim menggunakan alasan pandemi dan menggunakan adanya MOU antara Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung dan Kemenkumham, bahwa sidang pidana terhadap terdakwa yang ditahan itu dilakukan dengan online, sementara yang tidak dilakukan penahanan dihadirkan tatap muka langsung. Katanya untuk menjamin kesehatan, justru kami melihatnya kontradiktif," jelasnya.
Baca Juga: Jatim Jadi Provinsi dengan Kasus Kematian Dokter Akibat Covid-19 Tertinggi
Jerinx pun berkeyakinan harus hadir di sidang secara fisik. Pemilik nama asli I Gede Ari Astina itu merasa ketetapan itu tak berlaku padanya.
"Itu kan surat kerjasama antara tiga lembaga. Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung dan Kemenkumham, itu kerjasama telekonfrensi antara mereka, jadi yaa itu mengikat mereka. Nah terdakwa dan penasihat hukum itu kan tidak diikat," katanya menjelaskan.
Saat jaksa hendak membacakan dakwaan, Jerinx SID meninggalkan ruangan sidang. Diikuti 12 pengacara yang mendampinginya.
Kendati Jerinx SID sebagai terdakwa meninggalkan sidang, jaksa tetap membacakan dakwaannya.
"Perbuatan terdakwa I Gede Ari Astina alias Jerinx diancam pidana dalam Pasal 28 ayat 2 jo Pasal 45A ayat (2) atau Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) UU No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 64 ayat 1 ke 1 KUHP," kata jaksa penuntut umum (JPU).
Baca Juga: Tim Mitigasi PB IDI: 109 Dokter Gugur Akibat Covid-19 di Indonesia
Sebagai informasi, Jerinx SID mengunggah dua postingan pada 13 dan 15 Juni 2020 di Instagram yang membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merasa terhina.
Dalam captionnya, Jerinx menulis, "Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan RS mewajibkan semua orang yang akan melahirkan harus tes Covid-19. Sudah banyak bukti tes sering ngawur, kenapa dipaksakan."
Selain itu, musisi 43 tahun ini juga meminta organisasi itu agar dibubarkan dan menyertakan emoji babi di unggahannya. Atas hal itu ia ditangkap dan ditahan sejak 12 Agustus 2020.