Suara.com - Sineas dan fotografer Adi Putra sempat mencuri perhatian, dengan sejumlah penghargaan internasional yang diraihnya. Adi yang pernah melenggang di panggung Cannes Film Festival 2012 itu kini memilih menetap di Jepang.
"Iya basis saya sekarang sudah resmi pindah ke Tokyo, Jepang. Saya pindah Maret kemarin. Dua bulan pertama, saya sibuk untuk cari tempat tinggal dan mengurus banyak hal. Saat ini saya lagi pulang ke Jakarta, karena ada urusan keluarga, tapi masih terjebak dan belum bisa kembali karena penutupan airport," ujar Adi Putra, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (25/8/2020).
Adi Putra sengaja memilih Jepang karena ingin lebih fokus dalam berkarya. Selain itu, Adi juga merasa Negeri Sakura sangat mendukung dalam hal sarana dan prasana untuk berkarya.
"Saya tidak bisa bilang orang Jepang lebih mengapresiasi karya saya dibanding orang Indonesia, karena buktinya saya di sini juga mendapat apresiasi yang positif. Cuma mungkin bedanya di Jepang sarana seniman (khususnya fotografer) untuk memasarkan diri lebih luas, jadi lebih mudah untuk dipandang," kata Adi Putra.
Baca Juga: Adi Putra Bikin Film tentang Peran Agama Mengatasi Banjir
'Ketika saya pribadi berkarya, saya selalu bertujuan untuk membuat hasil yang saya suka, tanpa memikirkan market. Kecuali jika saya shooting untuk kebutuhan komersil atau untuk kolaborasi dengan brand lain," papar Adi.
Di Jepang, Adi Putra tak hanya memajang karya-karyanya di ruang pamer. Lelaki kelahiran 6 Oktober 1989 ini pun berkolaborasi dan menjadikan sejumlah karyanya menjadi bagian dari desain baju brand asal Tokyo, Jepang.
"Terakhir saya berkolaborasi dengan brand asal Tokyo , Labrat , owner brand-nya kebetulan suka dengan karya-karya saya dan menawarkan saya untuk kerjasama untuk desain baju mereka keluaran spring summer 2020. Dia pertama DM saya di Instagram, lalu saya sempat meeting dan ngobrol ketika saya ke Jepang tahun lalu," ungkap Adi Putra yang sebagian karya-karyanya dipajang di akun @adipvtra ini.
Masa pandemi Covid 19 yang saat ini melanda dunia telah memberikan dampak berupa kendala tak terduga sekaligus tantangan bagi semua pekerja atau kreator seni, tak terkecuali bagi Adi Putra.
"Banyak (kendala) sih, misalnya job saya sekarang jadi banyak yang cancel gara-gara covid. Jadi, otomatis dari situ saya jadi sempat ada kendala secara finansial, tapi menurut saya, kendala utamanya adalah mempertahankan semangat dan kreatifitas," tuturnya.
Baca Juga: Film Green Religion: Agama Punya Peranan untuk Lawan Global Warming
Adi Putra masuk dalam daftar 74 Tokoh Ikon Apresiasi Pancasila 2019. Saat itu, Adi Putra mendapatkan penghargaan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam rangka menyambut hari kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia.
Penghargaan ini tentunya tak lepas dari kiprah Adi Putra dalam berkarya. Sebagai seorang sutradara muda dan seniman fotografi, Adi Putra melahirkan banyak karya yang mendapat apresiasi positif di kancah internasional walaupun terkadang jarang terekspos media di Indonesia.
Adi Putra pernah melenggang di karpet merah Cannes Film Festival 2012 lewat filmnya berjudul Adam yang diputar di Short Film Corner. Adi juga pernah berkolaborasi dengan musisi Moby di video klip ‘A Case For Shame’ serta menggelar pameran foto di Amerika Serikat hingga Jepang.
Pria lulusan University of Southern California jurusan Cinematic arts-Film Production ini pun pernah dipercaya menggarap video klip untuk lagu berjudul "Perfect" dari sebuah band yang sedang naik daun di Jepang, Luby Sparks pada mini album (I’m) Lost in Sadness. Hasil karyanya tersebut dipajang di beberapa videtron di Jepang. Salah satunya di persimpangan tersibuk di dunia, yakni Shibuya Cross, Tokyo, Jepang.
Tak berhenti di situ, Adi Putra pun memamerkan karya-karyanya yang fotografinya di "Unknown Asia Art Exchange 2018 Osaka Jepang" di Harbis Hall Osaka, Jepang, 15-16 September 2018 . Pada pameran tersebut, Adi Putra mendapatkan empat penghargaan seperti Judges Prize, 2 Reviewer Prize, dan Sponsor Prize.
Adi Putra kembali diundang untuk memamerkan karyanya di Unknown Asia Extra Asian Art Exchange 2018 Daibiru & Festival City pada 19 November 2018 sebagai seniman utama (Main Artist).