Suara.com - Penyanyi Ardhito Pramono mengklarifikasi unggahannya dengan tagar #IndonesiaButuhKerja di akun Instagram pribadi miliknya. Unggahannya itu menuai kritikan dari banyak pihak.
Dia bersama beberapa publik figur lainnya dituding mendukung Omnibus Law RUU Cipta Kerja usai mencanangkan tagar #IndonesiaButuhKerja di Instagram.
Menanggapi itu, Ardhito Pramono pun bukan suara. Dia tidak memungkiri kalau mendapat bayaran untuk mengunggah postingan tersebut.
"Betul bahwa saya menerima brief untuk ikut dalam kampanye tagar #IndonesiaButuhKerja dan menerima bayaran. Seperti kerjasama saya dengan sebuah brand," cuit Ardhito Pramono di Twitter belum lama ini.
Baca Juga: 5 Artis Ini Dikritik karena Dukung RUU Cipta Kerja
"Namun dalam brief yanh saya terima dari publicist saya, tidak ada keterangan tentang Omnibus Law. Apakah saya bertanya sebelumnya? Ya, saya bertanya," sambungnya lagi.
Di situ, dia mengatakan bahwa mereka menegaskan postingan itu tak mempunyai unsur politik. Karenanya, pelantun Fine Today ini pun bersedia.
"Saya bertanya apakah ada kepentingan politik tertentu? Jawaban publicist saya; Tidak, tujuannya hanya membuat tenang di tengah pandemic karena akan adanya lapangan pekerjaan nantinya. Saya diminta membuat tulisan sesuai dengan harapan saya," ungkapnya.
"Saya juga bertanya, apakah ada hubungan dengan Omnibus Law? Jawabannya, tidak ada. Saya bertanya karena saya hanya musisi, nggak paham politik dan tidak punya pengetahuan akan isu-isu tersebut sehingga saya tidak ingin digiring ke ranah yang tidak saya pahami," terangnya.
Bintang film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) ini pun meminta maaf atas ketidaktahuannya. Dia memastikan dirinya bukan buzzer seperti tuduhan para netizen.
Baca Juga: Promosikan RUU Cipta Kerja, Gading Marten Diprotes
"Atas ketidaktahuan dan seakan seperti nirempati pada mereka yang sedang memperjuangkan penolakan terhadap RUU ini, saya mohon maaf," tutur Ardhito Pramono.