Anji Kehilangan Job Gara-gara Kasus Hoaks Obat Covid-19

Senin, 10 Agustus 2020 | 14:35 WIB
Anji Kehilangan Job Gara-gara Kasus Hoaks Obat Covid-19
Penyanyi Anji menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Senin (10/8/2020) terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong. Anji dilaporkan oleh Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alidid terakit video Hadi Pranoto soal ramuan Covid-19, yang diunggah di channel YouTube Anji Manji, milik Anji. [Evi Ariska/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musisi Anji mengalami beberapa kerugian setelah dilaporkan terkait kasus penyebaran berita bohong alias hoaks. Hal itu diungkapkan oleh rekan kerja sekaligus sahabat, Nanda Persada.

"Ya ada banyak pekerjaan yang ditunda, ada beberapa," kata Nanda Persada di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2020).

Tak hanya pekerjaan, pelaporan Anji juga berdampak kepada keluarganya. Menurut Nanda, keluarga Anji cukup terpukul saat ini.

"Keluarganya juga ada banyak sedih lah," ujar Nanda.

Baca Juga: Setelah Anji, Hadi Pranoto Segera Diperiksa

Anji sesaat sebelum menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya [Suara.com/Evi Ariska]
Anji sesaat sebelum menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya [Suara.com/Evi Ariska]

Nanda sendiri juga ikut prihatin. Sebab sebelum pemilik nama asli Erdian Aji Prihartanto itu dilaporkan ke polisi saat baru pulang liburan bersama anak.

Kasus ini berawal dari pelaporan yang dibuat Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya, Senin (3/8/2020).

Anji dalam wawancaranya dengan Hadi Pranoto diduga telah menyebarkan berita bohong. Hadi yang mengaku sebagai pakar mikrobiologi mengklaim telah menemukan obat Covid-19.

"Kami datang untuk melapor ke kepolisian di SPKT Polda Metro Jaya berkaitan dengan dugaan tindak pidana menyebarkan berita bohong oleh akun channel YouTube milik Anji," kata Muannas waktu itu.

Selai obat, Muannas juga menyoal pernyataan Hadi soal tes swab dan tes rapid dalam penanganan virus Covid-19.

Baca Juga: Begini Kata Anji, Setelah 2 Jam Diperiksa Polisi

"Yang menjadi persoalan bahwa konten itu ditentang, pendapat yang disampaikan oleh si profesor itu ditentang, pertama adalah menyangkut tentang swab dan rapid test. Dikatakan di situ dia punya metode dan uji yang jauh lebih efektif dengan yang dia namakan digital teknologi, itu biayanya cukup Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI