Suara.com - Musisi Marcell Siahaan meluapkan kekesalan sampai memajang fotonya mengacungan jari tengah lewat Instagram Stories.
Kegeraman Marcell ini terkait sebuah konten yang perlihatkan data dan hasil riset. Namun, dia menganggap konten tersebut dibuat cuma bertujuan agar yang berbicara terlihat pintar.
"Data-data, hasil riset atau apapun yang lo pake cuman buat nunjukin ke semua orang kalo lo pinter dan udah ngerjain PR," tulis Marcell membubuhkan foto dirinya acungkan jari tengah.
"Tapi begitu nalar lo nggak lo pake, nggak ngerti konteks, nggak peka situasi, nggak mikir panjang dampaknya apa dari apapun yang keluar dari konten lo, ya menurut gue lo gob***. Titik," sambungnya.
Baca Juga: Di Rumah Aja, Marcell Siahaan Batasi Anak Bermain Game
Dalam unggahan Instagram Stories berikutnya, Marcell pajang sebuah komik yang mengisahkan pandemi corona adalah sebuah konspirasi. Unggahan ini untuk menyindir mereka yang menganggap Covid-19 tidak mengerikan.
"Memang nggak semengerikan itu kok. Dia cuma nambahin korban doang dan bikin kita lama PSBB nya dan makin banyak yang susah hidup dan susah kerja. Makin banyak yang menderita," tulis Marcell.
Si pelantun Takkan Terganti ini kemudian menuliskan sindiran lainnya. Kali ini dia membahas semua orang bisa jadi YouTuber dan berbicara seenaknya.
"Mungkin semua orang harus kerja jadi yucuber biar bisa ngomong seenak jidat plus di rumah juga kerjanya, nggak perlu keluar rumah," ujarnya.
Tak diketahui pasti untuk siapa pesan menohok dari Marcell ini. Tapi yang jelas, masyarakat Indonesia belakangan lagi dibuat heboh oleh konten wawancara musisi Anji bersama Hadi Pranoto.
Baca Juga: Didik Anak di Era Milenial, Ini Trik Jitu yang Dilakukan Marcell Siahaan
Hadi yang disebut anji pakai mikrobiologi itu mengklaim telah menemukan obat Covid-19. Obat tersebut diklaim bisa menyembuhkan dan mencegah seseorang terpapar Covid-19.
Video wawancara tersebut menuai kontroversi. Banyak pihak, termasuk Ikatan Dokter Indonesia, yang menilai Hadi telah memberikan informasi sesat.
Anji dan Hadi bahkan dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid. Keduanya dianggap menyebar berita bohong.