Suara.com - Sosok musisi Anji belakangan heboh di kalangan warganet. Bukan mengenai karyanya sebagai musisi, melainkan aksinya di luar musik yang tuai kemarahan publik.
Teranyar, kontroversi Anji yang menuai perdebatan adalah video bersama Hadi Pranoto. Lelaki yang mengklaim pakar mikrobiologi dan penemu obat herbal penangkal virus corona atau Covid-19.
Hasil diskusi dalam video yang diunggah pada 31 Juli 2020 dipertanyakan para ahli kesehatan. Terutama herbal yang diragukan tidak melalui uji klinis tapi sudah disebut berhasil sembuhkan pasien virus corona.
"Tidak peduli siapapun yang bicara, mau dokter, profesor, atau dukun, kalau mau mengklaim suatu apakah herbal atau jamu yang bermanfaat menyembuhkan penyakit, baru bisa dipercaya setelah melewati berbagai tahapan," kata ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19, Prof Dr Zubairi Djoerban yang juga bernaung di Ikatan Dokter Indonesia kepada Suara.com, Minggu (2/8/2020).
Baca Juga: Penanganan Covid di RI, Media Asing: Influencer Dorong Pengobatan ala Dukun
Selain berita tersebut, masih ada lima kontroversi Anji yang kemudian picu amarah publik. Simak selengkapnya di sini:
1. Komentari foto jenazah Covid-19
Masih seputar Covid-19, Anji juga menuai protes keras dari pewarta foto Indonesia. Ia menduga hasil foto jenazah Covid-19 yang dipotret dan disebarkan fotografer National Geographic bernama Joshua Irwandi, seperti buzzer.
Anji mempertanyakan, apa mungkin seseorang bisa mengambil foto jenazah virus corona sementara pihak keluarga tidak diizinkan bertemu.
Banyak warganet menyayangkan tuduhan itu. Padahal foto jenazah Covid-19 sekaligus mengingatkan bahaya penyakit tersebut,
Baca Juga: Vaksinolog Termuda di Dunia: Obat Herbal yang Dibicarakan Anji Menyesatkan
2. Anggap virus corona tidak menakutkan
Terkait komentar Anji mengenai foto Joshua Irwandi, pelantun mantan vokalis band Drive ini menyebut virus corona tidak semenakutkan yang dikira orang-orang.
"Saya tidak percaya bahwa Covid-19 semengerikan itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil," kata Anji.
Padahal sudah ada data yang menyebutkan penyebaran virus corona terus meningkat sejak akhir Februari hingga saat ini dan merenggut ratusan korban nyawa.
3. Singkat kata covid jadi cvd
Anji sempat menyingkat penyakit Covid-19 dengan CVD, alasannya ia malas menuliskannya dengan lengkap.
"Saya menulis CVD karena malas menulis COVID," tulis Anji di Instagram.
Padahal CVD sendiri termasuk ke dalam singkatan penyakit yakni Cerebrovascular Disease bukan Covid-19 alias coronavirus disease.
4. Mengeluhkan proses belajar online
Anji pernah mengeluhkan tentang sistem belajar online di masa pandemi. Pria bernama asli Erdian Aji Prihartanto itu berucap tenaga orangtua terkuras karena aturan tersebut.
"Sekolah daring untuk anak SD adalah tersedotnya energi orangtua," kata Anji di Twitter pada akhir Juli 2020.
Apalagi menurut Anji, dirinya memiliki anak berkebutuhan khusus yang makin membuat kondisinya makin sulit.
Curhat itu menuai kontroversi warganet yang menyebutkan Anji tak seharusnya bicara seperti itu. Sebab bagaimanapun Pendidikan dasar anak adalah dengan orangtuanya.
"Mendidik anak kok dianggap suatu hal yang berat? Orangtua adalah sekolah pertama untuk anak-anak, bagaimana bisa merasa terasa berat. Kalau saya sih saya hadapi dengan santai, yang penting anak masih dalam pengawasan," kata warganet.
5. Kritik cover album Dadali
Selain virus corona, Anji juga pernah mengkritik cover album milik grup band Dadali. Album itu dipakai sebagai contoh untuk membandingkan dengan fisik album milik Rizky Febian yang dianggapnya bagus.
"Albumnya kayak begini, cuma dibuka dan ada kertasnya, kualitasnya juga jelek. Jadi buat saya itu bikin album kayak nggak ada gunanya. Nggak ada pride gitu," kata Anji di channel YouTube.
Dyrga sebagai vokalis grup band Dadali murka. Ia merasa terhina karena album fisiknya dikritik Anji.
"Kenapa CD cover gue yang ditunjuk jadi contohnya? Paling nggak elo blur kek CD gue. Berantem lu sama gue besok!!" tulis Dyrga.