Suara.com - Sutradara kondang Joko Anwar ikut menyoroti klaim Hadi Pranoto soal virus corona atau COVID-19. Dia membagikan penggalan video wawancara Hadi Pranoto dengan Anji di Twitter pada Minggu (2/8/2020).
Dalam video tersebut, Anji sempat bertanya kebenaran soal panas bisa membunuh virus corona kepada Hadi Pranoto.
"Panas sinar matahari memang bisa membunuh virus secara keseluruhan. Tapi kan jarak antara bumi dengan matahari itu cukup jauh sekali dan tidak mungkin virus yang begitu kuat dosisnya bisa terbunuh dengan sirkulasi udara yang ada di Indonesia," jawab Hadi Pranoto.
Baca Juga: Via Vallen Akui Adiknya Sembuh dari COVID-19 Berkat Hadi Pranoto, Tapi...
"Walaupun kita memang mengenal Indonesia dengan agraris, ada panas, ada hujan dan sebagainya. Tapi itu tidak bisa membunuh genetik dari COVID-19," sambungnya lagi.
Menanggapi itu, Anji kembali bertanya. Dia penasaran di suhu berapa virus corona bisa dinyatakan terbunuh.
"30 derajat itu nggak bisa?" tanya Anji.
"Oh tidak bisa, karena kalau membunuh COVID-19 kita butuh kepanasan di atas 350 derajat. Di atas 350 derajat itu virus COVID-19 baru mati," ujar Hadi Pranoto.
Mendengar itu, Anji mengibaratkan virus corona seperti baja yang apabila terkena panas bisa meleleh.
Baca Juga: Dokter: Nama Hadi Pranoto di Video Anji Tidak Dikenal di Komunitas Ilmiah
"Baja meleleh dong?" ucap Anji.
"Yah seperti itu kondisinya," timpal Hadi Pranoto.
"Sekuat itu?" sambung Anji kaget.
"Iyah seperti itu. Melebihi kekuatan baja. Kalau kita bakar baja meleleh kalau COVID-19 itu masih ketawa," jelas Hadi Pranoto disambut reaksi takjub dari Anji.
Komentar Joko Anwar
Sayangnya cuplikan video tersebut dikomentari sinis oleh Joko Anwar. Sutradara Perempuan Tanah Jahanam ini merasa klaim dari Hadi Pranoto tidak tepat.
"Virus yang begitu kuat dosisnya. Terbunuh dengan sirkulasi udara. Negara agraris ada panas, hujan dan sebagainya. Please be responsible, people. Ini tentang nyawa banyak orang," tulis Joko Anwar di Twitter.
"Btw, baja meleleh di 1370 derajat Celcius," sambung Joko Anwar lagi.