Panas, Hotman Paris dan Jerinx SID Saling Sindir Karena Virus Corona

Sumarni Suara.Com
Rabu, 29 Juli 2020 | 07:57 WIB
Panas, Hotman Paris dan Jerinx SID Saling Sindir Karena Virus Corona
Hotman Paris dan Jerinx. Kolase (ki: Suara.com, ka: Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musisi Jerinx Superman Is Dead (SID) merasa tersindir dengan unggahan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea di Instagram pada Selasa (28/7/2020).

Di situ, Hotman Paris membagikan surat edaran dari toko Christian Dior di Plaza Senayan, Jakarta. Toko itu terpaksa ditutup sementara karena ada positif virus corona atau COVID-19 di sana.

Lantas, Hotman Paris pun menyindir sosok musisi di Bali yang hingga kini masih tidak percaya adanya virus corona.

"Agar oknum pemain musik di Bali membaca ini! Masih tidak percaya ada ancaman corona?" tulis Hotman Paris.

Baca Juga: Hotman Paris Sindir Pemusik yang Tak Percaya Corona, Jawaban Jerinx 'Pedas'

Debat sengit Hotman Paris vs Jerinx (Instagram/hotmanparisofficial)
Debat sengit Hotman Paris vs Jerinx (Instagram/hotmanparisofficial)

Jerinx SID langsung membalas

Melihat postingan tersebut, Jerinx SID pun langsung bereaksi. Dia memberikan komentar panjang untuk Hotman Paris.

"Hai semua. Saya JRX musisi yang dimaksud bang Hotman di captionnya," kata Jerinx SID mengawali perkataannya.

Selanjutnya, dia menyindir balik Hotman Paris. Tak lupa, Jerinx SID juga menjelaskan pandangan teori konspirasi akan virus corona menurut versi dirinya.

"Bang Bang... I thought you are SMART, sir! Saya dan anda sama-sama berkulit gelap kan? Nah. Statemen dokter dari Afrika ini memperkuat fakta jika kurikulum kedokteran global memang dirancang untuk menciptakan pola pikir yang sangat patuh terhadap “sistem”, dan untuk selalu bermain aman," tutur Jerinx SID.

Baca Juga: Jerinx SID Tolak Rapid Test, Kapolres: Denpasar Zona Merah Corona

"Ketika tiba di masa krisis seperti sekarang, dokter pun dipaksa menjadi “mesin” yang bekerja hanya sesuai sistem. Problemnya adalah kerangka sistem tersebut merupakan hasil kerjasama Big Pharma, Politisi, Institusi Kesehatan & Ilmuwan yang sangat rentan terhadapat konflik kepentingan," sambungnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI