Suara.com - Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu, 19 Juli 2020. Penyair ulung itu seperti sudah memiliki firasat seminggu sebelum kepergiannya.
Pasalnya, seminggu sebelum meninggal, Sapardi Djoko Damono telah meminta dimakamkan di TPU Giritama. Putri bungsunya tak tahu persis kenapa ayahnya meminta demikian.
"Pesan bapak sih (dimakamkan di sini). Saya nggak tahu bisa cerita seberapa banyak," kata Bawuk, putri bungsu Sapardi Djoko Damono di TPU Giritama, Kabupaten Bogor, Minggu (19/7/2020).
Baca Juga: Sedih, Anak Curhat Kenangan Terakhir dengan Sapardi Djoko Damono
Namun, Bawuk menduga hal itu lantaran Sapardi Djoko Damono telah mengetahui batas kemampuan tubuhnya. Oleh karena itu, sejak hari pertama masuk ke rumah sakit, Sapardi telah mempersiapkan kematiannya.
"Mungkin namanya sudah tua ya, sudah ada beberapa persiapan di sini. Ketika kemarin masuk ke (rumah sakit) Eka itu sudah ada persiapan," lanjutnya.
Bukan berarti pesimis, keluarga tetap berharap pada kesembuhan Sapardi Djoko Damono. Namun, takdir berkata lain.
"Sambil berharap ya bersiap. Kalau persiapan yang macam-macam baru sejak dirawat sih. Sejak Rabu atau Kamis ya (dirawat)," imbuhnya.
Sapardi Djoko Damono telah dikebumikan di TPU Giritama, Tonjong, Kabupaten Bogor, Minggu (20/7/2020). Pemakaman yang hanya dihadiri segelintir keluarga dan kerabat dekat itu berlangsung khidmat.
Baca Juga: Suasana Pemakaman Sapardi Djoko Damono Diiringi Isak Tangis Keluarga
Penulis novel Hujan Bulan Juni ini mengembuskan napas terakhir Minggu (20/7/2020) pukul 09.17 WIB. Kepergiannya meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Serta karya-karya yang abadi.