Suara.com - Rhoma Irama kembali memberikan klarifikasi mengenai penampilannya di Kabupaten Bogor 28 Juni lalu dipermasalahkan dan akan diproses hukum. Bagi Si Raja Dangdut, hal ini tak adil.
Menurut Rhoma Irama, ia datang ke acara khitanan tersebut bukan untuk tampil konser bersama Grup Soneta. Rhoma datang sebagai tamu undangan seorang diri.
"Sebetulnya begini, saya datang itu atas undangan dari Pak Surya. Karena dengan catatan tidak akan menyelenggarakan penampilan Soneta Group. Saya datanglah dengan sendirian, dengan pakai baju sederhana aja, nggak pakai jas atau batik. Karena undangan Pak Surya ini ya kumpul-kumpul aja," kata Rhoma Irama di Instagram.
Baca Juga: Bupati Marah ke Rhoma Irama karena Tetap Tampil, Warga Akan Dites Covid
Sampai di tempat, Rhoma Irama melihat acara tersebut ramai dengan orang-orang yang terdiri dari tamu undangan dan masyarakat setempat. Di sana juga ada panggung musik dengan sejumlah penyanyi terkenal dari Jakarta.
"Bahkan malam minggunya ada wayang golek sampai pagi. Jadi tiba-tiba ada berita saya mau diproses hukum ini buat saya aneh aja. Seandainya mau diproses hukum tentunya kan Ibu Bupati yang punya wilayah, begitu berdirinya panggung itu sejak Sabtu, mestinya dilarang. Bahkan malamnya ada wayang golek, mestinya dilarang. Paginya ada penampilan musik, mestinya dilarang," ujar Rhoma Irama.
Rhoma Irama pun merasa tak adil jika kesalahan seluruhnya diarahkan kepadanya. Lelaki 73 tahun ini pun merasa diperlakukan tak adil atas segala pemberitaan yang selama ini beredar.
"Saya datang sore hari, tapi tiba-tiba kenapa saya yang jadi sasaran. Saya yang mempertanggung jawabkan ini. Ini saya rasa nggak fair ya. Saya harap juga Bupati bercanda saja. Sebab kalau memang serius, yang bertanggung jawab adalah yang menyelenggarakan pergelaran. Yang mengadakan acara itu," jelas Rhoma Irama sambil tertawa heran.
Baca Juga: Raja Dangdut Rhoma Irama Bakal Dipanggil Polisi Gegara Konser Pesta Sunatan