Infografis
Suara.com - Duka mendalam tengah dirasakan Barry Likumahuwa. Sebab, sang ayah, Benny Likumahuwa meninggal dunia pada Selasa (9/6/2020) pagi.
Barry Likumahuwa mengaku sempat merasakan firasat sebelum kepergian sang ayah. Firasat tersebut berhubungan dengan ulang tahun ayahnya yang juga jatuh pada bulan Juni ini.
"Firasat sih, kan karena mau deket ulang tahunnya kan ke-74, karena kan orang biasanya kalau meninggal itu deket-deket hari ulang tahun atau sesudahnya," ujar Barry Likumahuwa saat dijumpai di rumah duka, kawasan Ciputat, Tangerang, pada Selasa (9/6/2020).
![Benny Likumahuwa [Instagram/barrylikumahuwa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/06/09/25850-benny-likumahuwa-instagrambarrylikumahuwa.jpg)
Barry Likumahuwa pun mengungkap keinginannya untuk merayakan ulang tahun sang ayah yang jatuh pada tanggal 18 Juni mendatang. Karena firasatnya tersebut, ia bahkan berdoa agar sang ayah sempat merayakan ulang tahun bersamanya.
Baca Juga: Manggung Seperti Frank Sinatra, Impian Benny Likumahuwa yang Belum Terwujud
"Jadi saya cuma berdoa kalau memang masih bisa sampai 18 juni, saya pengin rayain ultah yang ke-74 tapi ternyata hari ini (meninggal)," imbuhnya.
Lebih lanjut, Barry Likumahuwa berbagi kenangan terakhir bersama sang ayah. Ia menuturkan bahwa saat bertemu pada Sabtu (6/6/2020) lalu mereka masih sempat makan bersama.
Bahkan menurutnya sang ayah terlihat sangat bersemangat saat menyantap hidangannya. Ia juga menuturkan bahwa malam sebelum kepergian sang ayah mereka masih sempat mengobrol via video call.
"Sabtu ketemu, kita masih makan bareng. Kemarin sama hari minggu juga masih video call. Kalau ngobrol panjang kemarin minggu. Kemarin sudah mulai nggak sadar, kan jadwal cuci darah dan dikasih penenang, saya pikir efek obat penenang," lanjutnya.
Namun, rupanya kondisi sang ayah semakin menurun saat itu. Barry Likumahuwa pun mengenang pesan terakhir ayahnya yang memuji musikalitasnya dan untuk tak lupa tanah asalnya.
Baca Juga: Jenazah Benny Likumahuwa Dimakamkan Besok
"Waktu itu saya sempat buat (cover) pah ini musiknya papa, aransemen dia, saya bikin. Dia bilang ‘bagus terusin, kamu harus terusin’ buat jazz yang seperti ini. Dan itu sifatnya internal. Dia ngingetin saya juga rumah di Ambon ‘kamu punya rumah di Ambon jangan lupa," pungkasnya.
