Makanan?
Ini yang wajib banget setiap lebaran itu pasti ada opor ayam, sambel goreng kentang pakai pete itu wajib banget, ketupat, terus paru goreng, aduuuh itu tuh yaa pasti ada. Sama peyeum ketan sama es krim dan opak sih. Itu di Sumedang kayak wajib banget dan aroma opak sama peyeum ketan item tuh aduh sampai kecium nih sekarang. Itu sih wajib banget ada. Tapi kalau sekarang ditanya, tahun ini masak juga nggak di rumah? Aduh nggak bisa masaknya haha. Karena itu benar-benar khas dari Sumedang sih yaa dan biasanya yang bikin opak, ulen, peyeumnya itu kayak ibunya nenekku, jadi UU-ku. Kayak buyut aku yang masih ada, tahu resepnya, jadi beliaulah yang masak. Aku kalau di rumah aja, di jakarta, mau bikin peyeum itu rasanya aaa tidak mungkin aku bisa membuatnya. Aku jadi kangen deh sama makanan-makanan itu.
Momen dirindukan?
Tidak ada penggantinya. Yang dirindukan seperti yang udah aku sebutin, ngumpul sama keluarga besar, lomba nyanyi sama semua anggota keluarga, terus bagi-bagi angpau yang ramenya minta ampun, ketawa-ketawa karena kita kangen-kangenan udah lama enggak ketemu, dansa sama eyangku. Eyangku suka sekali menyanyi, main piano, dan berdansa. Kalau kita ngumpul tuh kita pasang musik chacha dan kita berdansa bersama pak eyang. Itu sih yang banget-banget aku rindukan.
Baca Juga: Lebaran di Jakarta, Yura Yunita Sedih Tak Bisa Jalani Tradisi Ini
Aduh kalau sekarang hemm ngerasanya jadi nggak bisa terlaksana. Buatku penggantinya dengan video call tapi pasti nggak akan seseru langsung saat kita ketemu sama mereka.
Silaturahmi?
Ya mengakalinya dengan videocall setiap hari. Aktif ngobrol di grup keluarga besar. Namanya ada Sutaryo Family. Di situ kita sharing, share foto-foto atau video, sesederhana kita buka pake ini nih sagur pake ini. Teleponan udah sahur apa belum. Sambil video call tanya kabar pak eyang di sumedang gimana. Yaa caranya dengan video call.
Lebaran sama siapa?
Menurutku yang namanya lebaran pasti akan terus terasa lebarannya. Cuman memang untuk tahun ini ada banyak momen-momen yang hilang tapi justru ini sih yang bikin kita jadi makin diingatkan sama Tuhan bahwa yang namanya keluarga itu bener-bener sangat berarti. Mungkin kalau kemarin-kemarin kita terlalu sibuk dengan kegiatan pekerjaan, dengan produktivitas kita sampe kadang lupa sama namanya pulang ke rumah atau ketemu sama keluarga. Tapi dengan hal-hal begini, diingatkan lagi sama Tuhan bahwa lebaran ini kita nggak bisa kumpul, rasanya makin diingatkan bahwa berkumpul sama keluarga itu adalah hal yang sangat berharga sangat bermakn sangat dirindukan. Jadi momen lebaran tahun ini pasti enggak akan terlupakan dan lebaran kali ini di rumah aja, paling sama temen-temen yang rumahnya dekat sini dan ya sendiri aja.
Baca Juga: Rayakan Lebaran, Yura Yunita Silaturahmi Lewat Video Call
Perbedaan lebaran di rumah aja dan di kampung halaman?
Perbedaannya tidak seheboh kalau kita ngumpul sama keluarga. Tidak ada salat ied di masjid. Tidak ada makan opor bareng. Karena aku nggak bisa masak opor, jadi ya mungkin lebaran kali ini aku nggak akan makan opor. Jadi makan makanan sehari-hari aja. Perbedaannya kita nggak ada sungkem secara langsung sama keluarga kita, jadi sungkemnya sungkem virtual.
Pelajaran atau perubahan dari keadaan saat ini?
Yang dirasakan ya itu dengan adanya cobaan untuk kita semua sekarang, Ramadan dengan keadaan yang jauh dari keluarga, jauh dari rumah, nggak bisa kumpul sama semua keluarga, ini bener-bener mengingatkan aku sih. Kayaknya Tuhan juga punya cara sederhana untuk mengingatkan umatnya bahwa kalau kemarin-kemarin mungkin kita apalagi yang masih muda dan sangat produktif kerjanya juga jauh dari rumah, aku kan di jakarta sekarang dan orangtuaku di bandung, mungkin kalau kemarin-kemarin kita disibukkan yang benar-benar susah banget nyari waktu untuk bisa ketemu sama orangtua, karena kesibukanlah, keluar kotalah, dan ya padat banget.
Punya jadwal libur sehari aja udah kayak sebuah hadiah untuk aku. Nah sekarang dikasih cobaan kayak gini, kita tetap di rumah aja tapi tenyata kita juga nggak bisa pulang ke rumah dabn ada psbb juga kan. Aku juga udah rapat sama keluarga besar bahwa aku, siapapun, dari kota manapun tidak akan ada mudik tahun ini. Jadi kita benar-benar ngerayain di rumah.
Pelajarannya adalah kali ini kita diingatkan bahwa yang namanya berkumpul dengan keluarga itu adalah hal yang berharga, hal yang sangat kita nanti-nanti, hal yang sangat kita rindukan, jadi saat ini semua udah reda dan semua udah baik-baik aja, semoga kita betul-betul bisa memanfaatkan waktu yang kita punya untuk terus bersilaturahmi dengan keluarga kita dan bisa meluangkan waktu untuk keluarga kita. Karena siapa lagi sih yang bisa nomor satu kita kembali? Nomor satunya adalah kita hanya bisa kembali ke rumah. Orang rumah yang paling bisa mengerti kita dan menerima kita apa adanya.