Liputan Khusus Artis: Mereka Hadapi Corona di Negeri Orang

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 10 Mei 2020 | 08:10 WIB
Liputan Khusus Artis: Mereka Hadapi Corona di Negeri Orang
Foto kolase Whulandari Herman, Angie Virgin, Denada, Cinta Penelope.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebaran virus corona (Covid-19) di banyak negara masih jadi persoalan serius. Sederet artis Tanah Air yang berada di negeri orang juga turut merasakan dampaknya.

Di luar negeri, mereka ada yang memang sudah menetap bersama keluarga, menempuh pendidikan, bekerja, atau sekadar liburan. Ketika wabah corona datang, kehidupan mereka di sana tentu saja berubah drastis.

Dalam liputan khusus kanal Entertainment kali ini, Suara.com mewawancara sederet artis yang tinggal di luar negeri saat pendemi corona. Mereka adalah Cinta Penelope, Whulandary Herman, Angie Virgin, dan Denada.

Seperti apa kisah mereka hadapi corona di negeri orang? Simak berikut ini:

Baca Juga: Liputan Khusus: Relakah YouTuber Diusik?

1. Cinta Penelope

Cinta Penelope dan suaminya, Taha Gokhan Arikan [Suara.com/Herwanto]
Cinta Penelope dan suaminya, Taha Gokhan Arikan [Suara.com/Herwanto]

Artis Cinta Penelope diboyong suaminya, Taha Gokhan Arikan ke Turki dan tinggal di sana setelah mereka resmi melangsungkan pernikahan baru-baru ini.

Ketika Cinta tiba di Turki, negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu telah memberlakukan pembatasan sosial seperti di Indonesia sebagai penanganan corona (Covid-19).

"Jadi aku sudah biasa," kata Cinta Penelope kepada Suara.com.

Bedanya, kata Cinta, di Turki cukup banyak ruang publik yang ditempel stiker tentang imbauan jaga jarak. Seperti yang ada di sepanjang jalur pejalan kaki misalnya.

Baca Juga: Liputan Khusus: Bau Ikan Asin Menyengat, Artis Terpikat

Namun tidak jauh berbeda dengan Indonesia, aturan jaga jarak di sana juga diterapkan di dalam transportasi umum.

"Kalau naik kereta cepat, tempat duduknya biasanya rapat, sekarang sudah dibikin satu kosong satu isi," ujar Cinta.

Sementara untuk ruang publik seperti taman kota sudah ditutup selama pandemi corona. Beberapa tempat yang masih boleh beroperasi cuma toko swalayan dan apotik.

"Yang dilarang kayak taman-taman gitu sudah dilarang duduk. Keluar hanya seperlunya aja buat belanja kebutuhan sehari-hari sama ke apotik," ucapnya.

Kalaupun keluar rumah, warga di sana wajib ikuti protokol kesehatan seperti memakai masker dan sarung tangan yang sudah dilumuri alkohol.

Bagi Cinta, pandemi corona memang harus dihadapi, tapi tetap jangan dibawa panik. Dia yakin cobaan ini bakal berakhir dan keadaan akan normal seperti sedia kala.

"Bukan panik cuman lebih ke hati-hati aja, jaga diri aja," katanya.

Cinta Penelope [Instagram]
Cinta Penelope [Instagram]

Cinta juga menganggap banyak hikmah yang bisa diambil dari pandemi corona, terutama soal kelestarian alam. Gara-gara pembatasan sosial, dia merasa udara jadi lebih bersih.

"Memang dunia lagi ingin istirahat. Sekarang di balik covid ini banyak yang kita lihat kayak udara lebih bersih, sungai-sungai lebih jernih," ujar Cinta.

Dari sisi spiritualitas menurut Cinta juga tak kalah penting. Katanya, pembatasan sosial otomatis menjauhkan manusia dari hal-hal negatif.

"Terutama jarang keluar rumah jadi kayak nggak ada bahan gibah kalau ambil baiknya gitu. Nggak ada gibah, nggak ada zina mata. Jadi alhamdulilah di balik semuanya yang terjadi masih ada baiknya," kata Cinta menuturkan.

Cinta sendiri selama pandemi corona lebih banyak menghabiskan waktu dengan berkebun. Hal itu bisa jadi obat atasi kejenuhan karena terlalu lama di rumah.

"Bercocok tanam. Kayak cabe, tomat buat killing time aku," ujarnya.

Sudah beberapa minggu berada di Turki juga membuat Cinta rindu dengan keluarga di Tanah Air. Apalagi saat ini sudah masuk bulan Ramadan.

Banyak momen Ramadan bersama keluarga yang tak bisa dilewati Cinta. Tapi dia sadar harus menerima konsekuensi karena menikah dengan lelaki Turki.

"Pasti kangen keluarga terutama kalau puasa kayak gini pasti kagen masakan mama. Akhirnya aku video call dan masak sendiri," kata Cinta.

2. Whulandary Herman

Whulandary Herman ditemui di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2016) [suara.com/Nanda]
Whulandary Herman ditemui di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2016) [suara.com/Nanda]

Sama seperti Cinta Penelope, Whulandary Herman juga tak lagi tinggal di Indonesia setelah menikah. Bersuami asal Malaysia, Whulandari kini menetap di Negeri Jiran.

Kepada Suara.com, Putri Indonesia 2013 ini menjelaskan tentang penerapan penutupan wilayah atau lockdown di Malaysia. Saat baru diterapkan pada 18 Maret 2020, pelaksanaannya begitu ketat.

"Di awal-awal lockdown kemarin yang boleh keluar diutamakan kepala rumah tangga saja dan hanya satu orang di dalam mobil," kata Whulandary.

Selain itu, di tiap lampu merah ada pemeriksaan oleh polisi. Jika ketahuan melanggar, ada denda yang harus dibayar.

"Denda juga ada tapi nggak tahu nominalnya," ujarnya.

Tapi kini, pemerintah Malaysia kata Whulandari sudah melonggarkan lockdown. Beberapa pusat bisnis sudah kembali beroperasi seperti mall misalnya.

Kendati begitu, pemerintah di sana tetap mengawasi dan memberikan aturan pada warganya.

"Agar masyarakat bener-bener berpikir untuk keluar," ujar istri pengusaha Nik Ibrahim ini.

Whulandary sendiri selama pandemi corona lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Beberapa pekerjaannya ada yang bisa dilakukan lewat sistem online.

Akibat terlalu lama berada di rumah, Whulandary jadi punya kemampuan baru: memasak.

"Hahaha rata-rata semua orang jago masak ya after corona," ucap dia.

Belakangan ini, Whulandary dan teman-temannya juga sibuk menggalang dana untuk diberikan pada mereka yang ekonominya benar-benar terdampak pandemi corona. Dia sadar konsekuensi lockdown membuat para pekerja tertentu kesulitan mendapatkan uang.

"Kita banyak membantu orang-orang, TKI legal atau tidak. Kami bantu karena melihat azas kemanusiaan, bukan melihat darimana mereka berasal. Ada yang dari Bangladesh, Myanmar, orang Malaysia sendiri juga kita bantu, terutama orang tua dan anak-anak," katanya.

Kegiatan amal ini sudah berlajan 10 hari. Whulandary bersyukur tiap harinya makin banyak orang yang berdonasi.

Di balik pandemi corona, Whulandary yakin ada pelajaran yang bisa dipetik. "Ini adalah teguran agar kita lebih menghargai sesuatu yang selama ini kita take for granted," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI