Suara.com - Dunia musik Tanah Air dikagetkan oleh meninggalnya maestro musik campursari asal Solo, Jawa Tengah, Didi Kempot pada Selasa (5/5/2020) lalu.
Didi Kempot, pria berjuluk The Godfather of Broken Heart itu meninggal karena serangan jantung di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Ia meninggal di saat kariernya berada di titik puncak, di saat lagu-lagunya mampu merobohkan sekat bahasa daerah dan disukai semua kalangan.
Rosianna Silalahi, salah satu jurnalis kawakan pada Kamis (7/5/2020) malam ini mengenang orang yang pernah diwawancarainya di acara Rosi itu.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak Sobat Ambyar Joget dalam Tribute to Didi Kempot
Di acara tersebut, banyak diputar video lawas saat Pakde Didi, sebutannya yang lain, menggung di acara-acara Kompas TV.
Di acara itu pula bersaksi beberapa orang seperti sang sahabat, Blontang Poer dan juga penyanyi asal Sidoarjo, Jawa Timur yang sering membawakan lagu-lagu Lord Didi, Via Vallen.
Dalam sebuah kesempatan, Rosi, panggilan akrab Rosianna Silalahi mengungkap sebuah rahasia yang tak banyak orang tahu, apa itu?
Ia mengungkapkan bahwa ada satu lagu Didi Kempot yang membuat si empunya lagu 'bertekuk lutut' setiap kali mencoba membawakan lagu itu di panggung.
"Mas Didi tak pernah bisa membawakan lagu ini secara full saat di panggung, karena teringat perjuangan ayahnya yang diceritakan dalam lagu itu," ucap Rosi.
Baca Juga: Dibilang Mirip Bruno Mars, Ini 5 Transformasi Didi Kempot dari Muda
Ya, Didi Kempot tak pernah bisa menyelesaikan lagu berjudul 'Bapak' yang ia ciptakan untuk menyanjung sang ayah, mendiang Ranto Edi Gudel.
Berikut lirik lagu 'Bapak' yang memang mengaduk-aduk perasaan siapa saja yang teringat perjuangan seorang ayah.
Rambut wis ra ireng
Wis malih rupane
Ireng dadi putih saikine
Dino tambah dino
Umur tambah tuo
Nanging koyo koyo ora diroso
Ngadeg dadi cagak
Nyonggo piringe anak
Mempeng kerjo ora mikir rogo
Paribasan umur
Wis akeh cacahe
Nganti bingung anggonku ngitunge
Reff;
Bapak... bapak... tekadmu kuwi tak puji
Bapak... bapak... kowe koyo senopati
Bapak... bapak... panasmu ngungkuli geni
Bapak... bapak... keno angin soyo ndadi
Senajan uwis tuwo nekat mempeng kerjo
Nyambut gawe kanggo nguripi kluargo
"...bapak... senajan umurmu wis tuwo
Nanging tekadmu iso dadi tulodho,
Aku anakmu mung biso memuji
Mugo mugo bapak tansah pinaringan bagas waras
Saking gusti ingkang moho kuwoso
Kulo, Pak anak sampean...
Ngadeg dadi cagak
Nyonggo piringe anak
Mempeng kerjo ora mikir rogo
Paribasan umur
Wis akeh cacahe
Nganti bingung anggonku ngitunge
Reff;
Bapak... bapak... tekadmu kuwi tak puji
Bapak... bapak... kowe koyo senopati
Bapak... bapak... panasmu ngungkuli geni
Bapak... bapak... keno angin soyo ndadi
Senajan uwis tuwo nekat mempeng kerjo
Nyambut gawe kanggo nguripi kluargo
Lagu tersebut menceritakan perjuangan seorang ayah yang tak menyerah mencari nafkah untuk anak-anak dan istrinya. Bahkan di usia senjanya, tak surut semangat menghidupi keluarganya.
Kerja keras itulah yang kemudian ditiru Didi Kempot demi keluargnya. Hingga akhir hayat ia masih sibuk dengan beberapa proyek musik.
Selamat jalan Maestro, karyamu abadi.