Suara.com - Selalu ada banyak cara untuk berdakwah. Salah satunya yang dilakukan Ustaz Taufiqurrahman dengan menggunakan pantun.
Kebolehannya berpantun bisa terlihat di unggahan Instagram sang ustaz yang memperlihatkan bangunan asrama santri di pesantrennya. Ia pun meminta doa dengan pantun di kolom caption.
"Naik sedan saat di Mekah, pake kacamata dikasih jamaah salembah. RAMADAN bulan penuh BAROKAH, semoga doa kita Allah ijabah. Aamiin,” tulisnya pada Jumat (1/5/2020).
Ustaz Taufiqurrahman kini dijuluki sebagai Ustaz Pantun. Siapa sebenarnya beliau, berikut tim Suara coba mengulik 6 faktanya.
Baca Juga: Fenita Arie Sempat Tolak Diajak Hijrah Arie Untung
1. Awal mula karier
Sejak kecil, ustaz Taufiqurrahman memang sudah bercita-cita ingin menjadi pendakwah. Tujuannya sederhana, ingin agar banyak orang mempelajari Islam.
“Dulu liat ustaz yang ngajarin orang mengaji dari yang nggak bisa jadi bisa kok hebat ya. Kemudian timbul kecenderungan ingin seperti itu," kata ustaz berusia 39 tahun itu di channel YouTube Ferry Setyadhi.
Ia kemudian meminta orangtuanya untuk menyekolahkan ke pesantren dan mendalami ilmu agama. Sang ustaz juga menyelesaikan pendidikan bahasa Arab di LIPIA Jakarta.
2. Inisiatif menggunakan pantun
Baca Juga: Teuku Wisnu Kabarkan Seorang Hafiz Meninggal Saat Baca Alquran
Berdakwah dengan pantun dimulai saat ustaz Taufiqurrahman menjadi komentator di acara Pildacil (Pemilihan Dai Cilik) di salah satu stasiun televisi. Waktu yang singkat, membuatnya harus putar otak bagaimana menyampaikan nilai agama kepada kontestan cilik.
"Supaya memotivasi tapi ada hiburan, saya bermain dengan pantun," ujar sang ustaz.
“Misalnya; ada kancil di Duren Sawit, subhanallah biar kecil cabe rawit. Itu kan, hiburan dapat tapi tetap memotivasi anak-anak dengan cara yang menyenangkan,” imbuhnya.
3. Membuat dua buku ‘Pantau’
Keputusan ustaz Taufiqurrahman mengusung pantun di setiap dakwah ternyata sukses. Ini menjadi ciri bagi pria kelahiran Jakarta itu dalam profesinya.
Bahkan kutipan dalam dakwah yang disampaikan, dirangkum dalam sebuah buku berjudul Pantau, Pantun dan Tausiyah.
Buku itu sukses di pasaran, terbukti dengan penggarapan jilid ke-2 yang ditulis ustaz Taufiqurrahman.
4. Dakwah di acara Stand Up Comedy
Bukan hanya tampil di acara keagamaan, berkat aksi pantunnya itu sang ustaz juga pernah hadir di acara lawak. Stand Up Comedian di Metro TV pernah mengundang ustaz Taufiqurrahman hadir di sana.
Kala itu tema yang diusungnya mengenai drama percintaan anak remaja. Sang ustaz pun meluncurkan pantunnya.
“Kadang ada bahasa ‘I love you’ terus langsung pada klepekan. Kalo digituin coba dibales. “Abang, saya enggak mau naik unta kalau nggak sampai ke kota Mekah. Saya nggak mau abang bicara cinta, kalau enggak berani buat menikah,” tuturnya.
5. Program ngaji online
Wabah virus corona yang membuat aktivitas orang-orang terbatas tak membuat sang ustaz berhenti berdakwah. Hal itu dibuktikan dengan menggelar acara ngaji online di Live Instagram.
Acara bertajuk ‘Ngajol’ atau ngaji online biasanya digelar setiap hari Minggu pukul 20.00-21.00 WIB dengan tema berbeda setiap kajiannya.
6. Miliki pondok pesantren
Selain berdakwah, ustaz Taufiqurrahman juga memiliki pondok pesantren bernama Darut Taufiq Ar-Rahman. Salah satu programnya adalah mencetak penghafal Quran dalam waktu tiga tahun.