Suara.com - Kisah tentang tujuh pemuda yang melakukakan aksi pengeboman pertama dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat Agresi Militer Belanda I pada 1947 silam, diangkat dalam sebuah film bertajuk "Kadet 1947".
Film yang diproduksi oleh Temata Studios, Screenplay Films dan Legacy Pictures ini menampilkan sejarah Indonesia yang belum pernah diceritakan dalam buku pelajaran sekolah.
Perjalanan tujuh orang pemuda kadet ini menggambarkan bagaimana potensi dan keberanian para pemuda melakukan serangan udara ke tentara Belanda di beberapa wilayah yang diduduki saat itu, Ambarawa dan Semarang.
Dengan segala keterbatasan peralatan dan senjata, mereka berhasil melaksanakan serangan balik atas Agresi Militer Belanda I pasca pelanggaran perjanjian Linggarjati oleh Belanda.
Baca Juga: Legenda Argentina Mario Kempes: Lautaro Bodoh jika Tak Pindah ke Barcelona
"Kenapa untold stories, karena ini bukan cerita yang besar kayak Jenderal Sudirman, tapi kisah ini dapat membangkitkan semangat bagi gerakan-gerakan yang lain," ujar produser "Kadet 1947", Celerina Judisari seperti dimuat Antara.
Film ini sendiri disutradarai oleh Rahabi Mandra dan Aldo Swastia. Menurut Rahabi, tantangan terbesar dalam menggarap "Kadet 1947" adalah membuat cerita ini terhubung dengan kisah aslinya.
Sebab, di dalamnya dimasukkan sisi drama agar lebih menghibur penonton.
"Cerita ini harus nyambung dengan aslinya. Jadi, kita harus mirip dengan tokoh nyatanya. Kita harus cari kesesuaiannya dengan kejadian nyata. Kita melakukan riset, tata berbahasa, gaya hidup, kondisi sosial dan apa yang dimakan saat itu," jelas sang sutradara.
Film "Kadet 1947" ini sendiri mendapat dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya AU (Angkatan Udara), karena cerita pada film ini terinspirasi dari salah satu babak sejarah TNI AU yang belum banyak diketahui masyarakat pada umumnya.
Baca Juga: Duh! Anggota Exco Sebut Ratu Tisha Masih Berstatus Sekjen PSSI
Para aktor muda pun didapuk untuk menjadi para kadet, sebut saja Baskara Mahendra, Wafda Saifan, Kevin Julio, Ajil Ditto, Chicco Kurniawan, Samo Rafael, hingga Fajar Nugra.