Suara.com - Penyanyi Didi Kempot menceritakan perjalanan kariernya, dari seorang pengamen jalanan, hingga kini menjadi artis internasional dan dicintai di negeri sendiri.
Penyanyi dengan julukan Godfather of Broken Heart itu terlahir dari keluarga seniman. Ayahnya, Ranto Edi Gudel seorang pemain ketropak dan ibunya, Umiyati Siti Nurjanah seorang penyanyi tradisional.
"Saya berseni mungkin karena saya hidup di lingkungan seniman-seniman tradisional. Dari ibu, bapak, dan kaka saya," ujar Didi Kempot, ditemui di kawasan Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020).
Baca Juga: 30 Tahun Berkarya, Didi Kempot Gelar Konser di SUGBK
Lelaki kelahiran Surakarta 53 tahun silam ini mengungkapkan, sebelum memasuki studio rekaman, dirinya sempat menjadi pengamen jalanan di Jakarta. Ia memilik grup bernama "Kempot".
"Saya sempat menjadi penyanyi jalanan. Adalah Kempot, kelompok penyanyi trotoar artinya penyanyi jalanam waktu itu," ucap Didi Kempot.
Pemilik nama lengkap Dionisius Prasetyo itu mengatakan awal terjun dalam industri musik Tanah Air, hanya berbekal keyakinan yang ditamankan oleh keluarga dalam genre musik tradisional.
"Dari situ akhirnya saya berpikir apa yang pernah dilakukan orangtua saya bapak dan ibu saya, saya akan terus melanjutkan," kata Didi Kempot.
"Saya ngambil nyanyi-nyanyi tembang jawa, dan saya punya keyakinan suatu saat saya pasti akan bisa membangkan apa yang pernah dialami bapak dan ibu saya waktu itu," tutur Didi Kempot.
Baca Juga: Malam Tahun Baru, Didi Kempot Pilih Manggung di Acara Kelurahan
Nama Didi Kempot mulai dikenal masyarakat sebagai musisi tradisional pada tahun 1983. Kala itu, adik komedian almarhum Mamiek Prakoso ini baru menciptakan lagu berjudul "Cidro" yang sukses hingga ke benua Eropa. Bahkan lagu tersebut digemari generasi milenial saat ini.