Suara.com - Prilly Latuconsina meyakini akan ada pro dan kontra ketika dirinya ditunjuk jadi juri Indonesian Movie Actors Awards 2020 (IMAA). Sama seperti masyarakat, ia pun heran ditunjuk jadi juri IMAA 2020.
"Aku sudah memikirkan ini dari awal dipilih sebagai juri, aku tahu pasti akan ada pro dan kontra. Kenapa aku? Kok aku semudah ini jadi juri? Filmnya juga baru beberapa yang jadi pemeran utama," kata Prilly Latuconsina saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (5/3/2020).
Sama terkejutnya dengan publik, perempuan kelahiran 15 Oktober 1996 ini pun sempat menanyakan hal yang sama kepada IMAA tentang alasan dirinya dipercaya sebagai juri.
Baca Juga: Prilly Latuconsina Tak Bisa Tidur Diminta Jadi Juri IMAA 2020
"Tapi aku sangat menghargai keputusan dari IMAA saat pertama kali menawari. Aku kan juga tanya, 'kenapa aku'," ucap bintang film Danur ini.
Sehingga dia sudah menyiapkan jawaban jika sewaktu-waktu publik menayakan hal itu kepada dirinya. Prilly Latuconsina akan menjawab seperti jawaban IMAA kepadanya.
"Jawaban IMAA akan jadi jawaban aku untuk netizen yang bertanya. Mereka bilang, butuh prespektif dari yang lebih muda. Karena selama ini jurinya kan selalu yang senior," ungkapnya.
"Kenapa dari generasi muda aku yang dipilih? Karena katanya aku sudah bermain di beberapa genre film, horor, drama, dan komedi. Itu yang jadi tolok ukur mereka memilih aku mewakili suara anak-anak muda," sambung Prilly Latuconsina.
Dikesempatan yang sama, Dini Putri selaku Director of Programing ana Acquisition RCTI mengungkapkan alasan mereka memilih Prilly Latuconsina sebagai juri.
Baca Juga: Jadi Produser Film, Prilly Latuconsina Modal Nekat
"Kalau orang tanya kenapa Prilly seolah-olah, 'oh awalnya Prilly berangkat dari sinetron' misalnya gitu. Tapi kalau kita ambil filmografinya Prilly dengan film horonya, itu salah satu film horor penononton terbanyak yang pernah ada. Selain itu pun banyak film lainnya Prilly terlibat," ujar Dini Putri.
Tak hanya itu, Prilly Latuconsina juga dinilai sebagai perwakilan milenial untuk melengkapi berbagai sektor praktisi di dunia perfilman Indonesia.
"Jadi secara porsi sebetulnya kita pengin merangkul berbagai sektor praktisi perfilman yang ada sehingga kita punya sisi pandang yang berbeda dan itu tentunya dibawah naungan ketua juri juga apa yang akan jadi penilaian. Dewan juri ini kita pilih karena mereka memang lebih berpengalaman, mereka lebih mengerti dari pada melakukan penilaian dari pada kategori yang ada," jelasnya.