Interview: Berwajah Bule Tak Jamin Arya Vasco Gampang Jadi Artis

SumarniEvi Ariska Suara.Com
Minggu, 23 Februari 2020 | 10:09 WIB
Interview: Berwajah Bule Tak Jamin Arya Vasco Gampang Jadi Artis
Arya Vasco [Suara.com/Evi Ariska]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arya Pralabda Vasco de Haan atau yang lebih dikenal dengan nama Arya Vasco mulai dikenal publik sejak bermain film pertamanya berjudul "My Generation" di tahun 2017.

Sejak saat itu, lelaki kelahiran kota Denpasar Bali, 18 Desember 1999 ini mulai menekuni dunia seni peran. Nasib kemudian membawa Arya pada titik kepopuleran.

Wajah blesterannya terlihat dibeberapa film layat lebar seperti Menunggu Pagi, Tembang Lingsir, Sunyi dan Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2.

Kendati begitu, Arya Vasco mengaku perjalanan kariernya tak selalu mulus. Mempunyai wajah ganteng blasteran Jawa-Belanda membuatnya kesulitan mendapatkan peran.

Baca Juga: Lagu Menghapus Jejakmu, Rupanya Diciptakan Ariel NOAH untuk BCL

Dia pun sempat ditolak rumah produksi hingga lima kali karena berwajah blasteran. Lebih lanjut berikut suka duka Arya Vasco berwajah bule yang disampaikan kepada Suara.com.

Arya Vasco [Suara.com/Evi Ariska]
Arya Vasco [Suara.com/Evi Ariska]

Sekarang main film terus, gimana perasaannya?

Ya kalau menurut media begitu sih aku alhamdulillah aja. Semoga nggak stop di sini, semoga aku berkembang terus dan semoga skill akting aku berkembang aja. Aku mau ningkating terus, aku nggak mau ngerasa aku cukup.

Ada berapa film tahun ini?

Tahun ini rilis tiga tapi syutingnya tahun lalu.

Baca Juga: Tembang Lingsir Tandai Comeback Arya Vasco di Dunia Akting

Main film Horor sudah, drama cinta, pengin coba apa lagi?

Kalau aku kepengen banget dari awal aku main horor itu action sih. Tapi tahun ini memang lumayan keluar dari film Indonesia semoga aku bisa masuk salah satunya.

Persiapan apa biar ada dilirik buat main film action?

Tergantung nanti karakternya kayak apa sih, mungkin karakternya ceking atau gimana ya aku ngurusin badan, kalau kaya superman yang aku besarkan badan. Aku tuh orangnya suka ngelakuin hal yang berbeda dalam melakukan sesuatu.

Punya wajah blasteran banyak yang nawarin main film?

Menurut aku untuk menjadi seorang yang blasteran bukan lebih gampang dapat film tapi kadang malah lebih susah. Misalnya aku baca script misalnya namanya Faisal atau Bayu ya aku nggak bakal dapat, soalnya aku bukan masuk karakter yang kayak gitu. Di script yang bule-bule itu kan jarang, nah di sini aku mencoba untuk menjadi lebih Indonesia aja sih. Mungkin habis ini aku mau ngegelapin kulit dikit atau apa, ngegelapin rambut atau gimana, ya biar bisa masuk sama perfilman Indonesia.

Arya Vasco [Suara.com/Evi Ariska]
Arya Vasco [Suara.com/Evi Ariska]

Ada kesulitan ternyata ya?

Ada kesulitan. Orang-orang mikirnya gampang gara-gara blasteran, aslinya nggak sih.

Pernah ditolak?

Beberapa kali malah bukan sekali dua kali. Empat kali, lima kali ada. Memang mungkin ada yang aku dapat karena aku seorang blasteran, tapi ada negatifnya juga sih.

Mau belajar apa lagi biar lebih Indonesia?

Bahasa daerah mungkin kalau perannya harus gitu, aku jalanin aja sih, aku belajar dialegnya.

Bisa bahasa daerah?

Aku itu asli bisa bahasa Jawa.

Blasteran mana?

Papa aku orang Belanda, mamaku orang Jawa. Tapi aku lahirnya di Bali.

Jadi lancar bahasa Jawa?

Aku ngerti total tapi kalau ngomong agak susah. Dari Jawa Timur, jadi agak kasar (logatnya).

Memperbanyak teman biar bisa ngerti Indonesia lebih dalam?

Aku kan sekolahnya di Bali, sekolah di Bali itu internasional, jadi kebanyakan muridnya blasteran tapi kebanyakan juga yang Indonesia. Aku pas maim film kelas dua SMA, aku nyoba deketin anak-anak basket soalnya anak basket kebanyakan orang Indonesia, jadi aku coba masuk. Tapi kalau di Jakarta sekarang ya memang teman-teman aku anak-anak Jakarta.

Ngerti bahasa gaul?

Film-film Indonesia kan banyak yang pake bahasa Jakarta (bahasa gaul) tapi sebelumnya aku nggak ngerti, sekarang aku jadi ngerti.

Ngerti banyak bahasa gaul setelah di Jakarta?

Iya, dan sejak aku di Jakarta lebih gampang buat aku juga sih.

Sempat kaget nggak di Indonesia banyak bahasa daerah?

Kalau aku nanya teman-teman aku di Jakarta mereka bisa berapa bahasa mereka juga nggak bisa bahasa daerah juga. Misalnya teman aku yang Manado, belum tentu mereka bisa bahasa Manado.

Bisa bahasa Belanda?

Bahasa Belanda malah aku lebih lancar bahasa Jawa. Jadi aku aku paling bahasa Belandanya paling 50 persen lah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI