Suara.com - Sajad Ukra saat ini tengah menjadi pembicaraan dan membuat geram banyak karena ucapannya. Seperti diketahui, baru-baru ini beredar rekaman suara yang diduga dari mantan suami Nikita Mirzani ini. Di situ, Sajad mengatakan kalau Indonesia negara korup dan kepolisian RI bisa disuap.
Gara-gara pernyataan itu, Sajad Ukra dikecam banyak orang. Sampai-sampai, pengacara kondang Hotman Paris ikutan mengecam dan meminta pihak kepolisian dan imigrasi mengecek kebenaran suara rekaman tersebut.
Lalu, siapa sebenarnya Sajad Ukra? Benarkah lelaki berkepala plontos ini keturunan Arab dan memiliki paspor Singapura.
Dalam artikel ini, Suara.com mencoba mengungkap beberapa hal tentang Sajak Ukra, yang diambil dari berbagai sumber, yang tak diketahui orang banyak. Berikut lebih lengkapnya:
Baca Juga: Nikita Mirzani Bagikan Rekaman Sajad Ukra, Sebut Dirinya Pelacur
1. Keturunan Irak, besar di Inggris dan berkewarganegaraan Selandia Baru
Banyak yang menyebut kalau Sajad Ukra memiliki paspor Singapura. Maklum, Nikita Mirzani sendiri mengenal Sajad saat berlibur di Singapura. Tapi rupanya, Sajad warga negara Selandia Baru.
Sajad Ukra memiliki darah Irak. Namun lelaki 43 tahun ini tumbuh besar di Ingggris. Saat ini, Sajad bekerja di sebuah bank di Singapura
2. Hanya Bertahan 6 Bulan dengan Nikita Mirzani
Nama Sajad Ukra dikenal publik setelah ia menikah dengan artis sensasional Nikita Mirzani pada 11 Oktober 2013.
Baca Juga: Sajad Ukra Dinilai Hina Polri, Nikita Mirzani Ajak Ormas Bikin Laporan
Namun sayangnya, pernikahan ini hanya bertahan sesaat. Karena pada 14 April 2014, Nikita menggugat cerai Sajad di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dari pernikahan ini, Nikita dan Sajad dikaruniai anak laki-laki bernama Azka Raqila, yang hingga kini jadi rebutan bagi keduanya.
3. Kini jadi suami Medina Moesa
Meski gagal menikah dengan Nikita Mirzani, Sajad Ukra rupanya belum kapok menikah dengan perempuan Indonesia.
Setelah bercerai dari Nikita Mirzani, Sajad menikah dengan perempuan Indonesia lainnya, Medina Moesa. Pernikahan itu digelar pada Februari 2018 di sebuah masjid di Singapura.