Suara.com - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea sempat menjadi sorotan ketika melakukan takziah ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Hotman ikut berduka dengan meninggalnya Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, Minggu (2/2/2020).
Selain melayat, Hotman Paris terlihat dengan setia menunggu Gus Sholah disalatkan oleh para jemaah. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat Hotman duduk dengan beberapa makanan, di belakang orang-orang yang tengah melaukan salat jenazah.
Video itu pun ramai dan banyak dikomentari warganet. Banyak yang salut dengan sikap yang ditunjukkan Hotman Paris. Tapi sebenarnya, bagaimana menurut hukum Islam sendiri mengenai non-muslim yang melayat jenazah orang muslim?
Menurut Ustaz Sholeh Mahmoed Nasution alias Ustaz Solmed, apa yang dilakukan Hotman Paris tidak ada yang salah, karena dilakukan atas dasar kemanusian, meskipun mereka berbeda keyakinan.
Baca Juga: Ikut Melayat ke Gus Sholah, Hotman Paris Benarkan Sudah Pindah Agama?
"Boleh-boleh saja. Secara kemanusian, secara anak bangsa kan seperti itu, jadi tidak apa-apa datang melayat kemudian melihat," kata Ustaz Solmed, saat dihubungi Suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020).
Ustaz Solmed menuturkan kehadiran Hotman Paris merupakan bentuk toleransi akan perbedaan agama dan sebagai bentuk dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Menghibur hati orang, menghibur ahli musibah, karena kerabatnya seorang muslim, lalu dia datang menghibur hati, mungkin yang ayahnya meninggal atau ibunya meninggal, secara kemanusian sangat bagus," tutur Ustaz Solmed.
Di sisi lain, soal Hotam Paris yang makan di belakang orang salat, menurut Ustaz Solmed dalam ajaran agama islam bukan masalah yang besar. Karena dalam kasus Hotman Paris, si tuan rumah yang memberikan hidangan.
Baca Juga: Hotman Paris Disebut Anak Magang Duduk di Belakang Kiai yang Lagi Salat
"Nggak ada masalah, apa lagi itu dihidangkan oleh tuan rumah," jelas Ustaz Solmed.