Suara.com - Dua tersangka kasus video ikan asin, Galih Ginanjar dan Pablo Benua kabar sempat ditempatkan ke dalam sel tikus Rutan Polda Metro Jaya. Keduanya dipindahkan ke sel tikus lantaran telah melanggar aturan.
Kuasa hukum Pablo Benua dan Rey Utami saat itu, Farhat Abbas membawa ponsel ke dalam rutan dan merekam mereka lalu diunggah ke Instagram.
Akibatnya, polisi melarang Galih Ginanjar, Pablo Benua dan Rey Utami untuk dibesuk. Farhat Abbas sendiri sempat protes atas pemindahan Pablo Benua dan Galih Ginanjar ke dalam sel tikus.
Lantas apa sebenarnya sel tikus? Berdasarkan hasil investigasi tim Suara.com yang berhasil mendapatkan wawancara khusus dari narapidana Rutan Cipinang berinisial ASR, mengatakan bahwa awalnya sel tikus digunakn sebagai sel isolasi.
Baca Juga: Reaksi Galih Ginanjar Usai Fairuz A Rafiq Pingsan di PN Jaksel
"Sel tikus itu adalah tempat isolasi. Dulunya itu digunakan untuk napi yang punya penyakit khusus, seperti HIV AIDS," kata ASR.
Namun seiring perkembangan waktu, rutan telah mengubah fungsi dari sel tikus itu sendiri. Saat ini sel tikus digunakan untuk para tahanan yang dianggap telah melanggar peraturan yang berlaku dalam penjara.
"Tapi seiring berjalannya waktu, sel tikus digunakan untuk napi yang melanggar aturan. Seperti Galih Ginanjar dan Pablo Benua yang lagi itu ketahuan membawa hp," ungkap ASR.
Ironisnya para napi yang terkena sanksi dalam sel tikus mesti makan dan buang air besar di dalam sel tersebut.
"Napi yang dihukum di sel tikus itu semua kegiatan mulai dari tidur, makan, dan buang air besar itu ya di dalam juga," jelas ASR.
Baca Juga: Banyak Kabar Buruk soal Barbie Kumalasari, Galih Ginanjar Tetap Percaya
ASR menjelaskan bahwa setiap rutan memiliki ukuran sel tikus yang berbeda-beda. Biasanya digunakan untuk satu orang bahkan bisa menampung dua sampai tiga orang.
"Minimal satu orang dan maksimal dua-tiga orang, dan lebar maksimal 1,5x3meter," jelasnya.
Sanksi sel tikus sendiri diberlakukan untuk memberikan efek jera kepada tahanan sulit untuk diatur.