Sebenernya tujuan musik saya bukan cuma sekadar untuk menangis ya. Tapi kontemplasi. Kayak lagu Pilu Membiru itu seperti stage of grief (tahap kesedihan) seperti dalam ilmu psikologi.
Jadi, sebelum kita bisa mengikhlaskan kita harus ketemu dulu nih sama rasa sedihnya. Jangan lari, hadapin dulu, nangis dulu, habis itu baru bisa ikhlas. Jadi harapan saya semoga mereka (penonton/pendengar) bisa lanjut ke tahap keikhlasan. Bahwa lo nggak apa-apa sedih, nggak apa-apa nangis, karena itu sistem pertahanan kita buat tetep waras.
Music Video Pilu Membiru cukup bikin heboh. Anda sendiri punya pengalaman soal kehilangan?
Saya nggak akan bisa cerita detail tapi yang jelas setiap orang pasti pernah merasakan kehilangan. Anggota keluarga, sahabat, atau apa, dan nggak pernah mudah untuk siapapun sih. Jadi ya itu alasan saya menulis lagu Pilu Membiru, karena kita pasti ada di momen itu ketika kehilangan.
Baca Juga: Interview: Pernah Dibayar Rp 1,5 Juta, Adipati Dolken Mulai Jadi Sutradara
Berapa lama menyelesaikan lagu Pilu Membiru?
Sekitar sebulanan untuk menyelesaikan lirik. Yang paling penting dinamikanya, gimana bisa dapet sedihnya, gimana dapetin kontemplasinya dengan ada bagian lirik yang diulang-ulang di tengah, itu yang saya coba riset sederhana sedikit-sedikit.
Sebentar lagi 2020. Semua harapan sudah terwujud di 2019?
Alhamdulillah hampir semua keceklis sih. Tahun ini tahun yang luar biasa banget buat saya. Konser lancar, terus piala AMI, ya walau bukan target saya tapi alhamdulillah bisa megang piala AMI, itu udah melebihi target saya sih, udah gede banget.
Apa resolusi di 2020?
Baca Juga: Interview: Metamorfosa Gaya Bermusik Cinta Laura
Doain mau bikin tur. Semoga lancar. Kemarin kalau teman-teman cek instagram saya, saya lagi survey pengin manggung ke kota ke dua atau ke tiga. Biasanya kan kalau manggung selalu Jakarta, Surabaya, kota besar. Jadi saya bikin survey ke temen-temen (followers instagram) kira-kira kota mana yang mau didatengin.