Merasa mulai terkenal saat terlibat apa?
Pas Kepompong. Itu mulai keliatan euforianya. Cuma itu di area TV saja, area sinetron. Mulai serius dan ngerasa dikenal banyak orang pas di Perahu Kertas, itu tahun 2012.
Sekarang juga sudah mulai merambah belakang layar?
Gue emang suka banget sama seni. Gue itu memproses diri gue untuk tahu, apa sih yang gue mau dari perjalanan hidup gue. Sampai akhirnya gue memutuskan dari base yang gue baca, apa yang gue suka, apa yang nggak gue suka, apa yang bikin gue nyaman, apa yang nggak bikin gue nyaman. Cuma akhirnya gue sadar, gue senengnya di seni. Apa pun yang gue lakukan itu berurusan dengan visual dan kreativitas.
Baca Juga: Interview: Indra Brasco, Si Pengusaha yang Balik ke Dunia Akting
Yasudah akhirnya gue berencana bikin satu production house (PH). Tujuannya bukan untuk gue memproduseri satu film. Tapi tujuannya untuk gue mempelajari jadi director. Tapi untuk menjalankan PH tersebut perlu banyak tim. Gue butuh produser. Gue butuh tim lain juga. Gue butuh orang yang kerjanya kolektif. Yasudah akhirnya gue membuat satu PH. Ketemu sama tim yang visinya sama, yasudah. Tapi cara kerja gue bukan karena gue sudah lumayan main film, tiba-tiba gue mau ajang mumpung bikin film. Nggak. Gue nggak mau kayak gitu. Sampai akhirnya gue mau berproses. Melewati tangga-tangga. Gimana caranya? Ya gue bikin video pendek dulu. Buat belajar mendirect. Mungkin selama gue jadi aktor, gue belajar juga. Sutradara mendirect beda-beda karakternya. Gue juga harus menentukan kalau gue jadi director maunya seperti apa. Apa yang mau gue sampaikan dari cara dan karakter gue. Itu butub proses panjang. Jadi sekarang gue masih belajar. Disaat gue siap, gue baru akan bikin film panjang.
Karya yang sudah berhasil disutradarai sendiri apa?
Film pendek lagi proses, skrip sudah ada. Kita lagi nunggu waktu yang tepat kapan syutingnya. Sambil ngumpulin timnya. Kalau yang sudah gue direct itu, dulu gue bikin behind the scene film Posesif juga. Ada beberapa cuplikan video. Sama video travelling. Karena setiap empat bulan sekali gue jalan keliling Indonesia buat bikin video brand. Video buat brand-brand juga sudah ada beberapa.
Lebih nyaman jadi aktor atau sutradara?
Gue sih sebenernya nyaman dua-duanya sih. Maksudnya aktor gue belajar dari situ. Saat menjadi sutradara gue menemukan cara menyampaikan kreativitas atau suatu ide, pemikiran yang beda aja. Gue bisa mengatur banyak sesuatu yang emang ujung tombaknya di sutradara. Jadi sutradara lebih mekar sebenernya. Jadi lebih menarik. Kalau aktor kan cuma satu. Kalau sutradara bisa melihat semuanya.
Baca Juga: Interview: Metamorfosa Gaya Bermusik Cinta Laura
Ada sutradara yang dijadikan role model?
Nggak sih. Gue percaya setiap sutradara punya karakter sendiri-sendiri. Karakter gue juga begini. Ya referensi banyak sih. Gue berusaha menemukan jadi diri gue. Karena gue nggak mau plagiat. Jadi gue mau jadi diri sendiri.
Ngomong-ngomong apa nama rumah produksi yang kamu bangun?
Dot Entertainment. Kita juga punya majalah cetak dan digital. Itu bikin video, majalah juga.
Apa rencana proyek ke depan?
Bisa bikin film panjang